Plh. Kepala BKHM Kemendikbudristek, Anang Ristanto. Foto: BKHM
Plh. Kepala BKHM Kemendikbudristek, Anang Ristanto. Foto: BKHM

Bermedia Sosial Harus Berbekal Literasi Berpikir Kritis

Ilham Pratama Putra • 16 September 2024 08:30
Jakarta: Penggunaan media sosial harus diiringi dengan sikap bijak. Selain itu, perlu literasi yang kuat dalam pengguaan media sosial.
 
"Perlu kemampuan literasi mencakup berpikir kritis untuk memahami bermedia sosial," ujar Plh. Kepala Biro Kerjasama Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anang Ristanto di Kantor Kabupaten Kudus, dalam keterangan persnya, Senin, 16 September 2024.
 
Untuk itu, Anang meminta agar masyarakat berhati-hati dalam bermedia sosial. Menurut Anang, liteasi menjadi penting dalam menunjang berpikir kritis dan memahami berbagai fenomena yang ada di media sosial.

"Kemampuan literasi akan membentuk perilaku pengguna media sosial, dan memungkinkan dia untuk bisa mengakses ragam informasi dan mengelolanya," jelas dia.
 
Tanpa literasi memadai, orang akan rentan terjebak pada informasi hoaks. Bahkan bisa terpicu kekerasan di dunia nyata.
 
Ia pun berharap, guru dan siswa bekerja sama menciptakan suasana aman di ruang media sosial. Karena kekerasan bisa muncul dan bermula dari media sosial. "Kekerasan ini bisa muncul bermula dari media sosial saat seseorang tidk punya litarasi digital yang baik," ujar Anang.
 
Karena itu Kemendikbudristek bersama Pemerintah Kabupaten Kudus menggelar Lokakarya bertema Literasi Media Sosial dan Antikekerasan. Acara ini bertujuannya agar pengguna media sosial dapat lebih bijak dan menolak segala bentuk kekerasan.
 
Hal itu juga tertuang dalam  Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 46 Tahun 2023. Dimana peraturan tersebut untuk  Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP).
 
"Jadi acara Hari ini penting, untuk memahami literasi yang mungkin ada praktik baik di dalamnya," tutur Pj. Bupati Kudus, Hasan Chabibie.
 
Adapun Lokakarya ini diikuti lebih dari 250 orang peserta, terdiri dari peserta didik, pendidik, dosen, mahasiswa, pengasuh pesantren, organisasi masyarakat dan pegiat sosial.
 
Baca juga:  BINUS School Simprug Bantah Tuduhan Pembiaran Terhadap Laporan Kasus Bullying

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan