Mahasiswa UGM. Amana Eka Lupita. Foto: UGM
Mahasiswa UGM. Amana Eka Lupita. Foto: UGM

Lulus S2 di Usia 22 Tahun 6 Bulan, Amanda Eka Lupita Jadi Lulusan Termuda di Wisuda UGM

Citra Larasati • 24 Oktober 2025 15:51
Jakarta:  Kebahagiaan Amanda Eka Lupita Selasa, 21 Oktober 2025 berlipat ganda di hari itu.  Tak hanya menyandang gelar master, namun sekaligus menjadi lulusan termuda UGM di antara 2.028 lulusan yang diwisuda.
 
Amanda lulus jenjang S2 di usianya yang masih 22 tahun 6 bulan. Padahal rerata lulusan program magister adalah 30 tahun 6 bulan.
 
Ia berhasil menuntaskan studi master di Magister Ilmu Hama Tanaman melalui skema fast-track di Fakultas Pertanian UGM. Selain dinobatkan sebagai lulusan termuda, Amanda juga berhasil menuntaskan studi magisternya hanya dalam waktu 1 tahun 11 bulan.

Meski tidak menargetkan lulus cepat, Amanda mengaku tidak menyangka bisa menjadi lulusan termuda di program magister. Namun melalui program fast track menurutnya membantu dirinya mampu menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 lebih cepat.
 
Perjalanan akademiknya yang dilaluinya diakui Amanda tidak selalu mudah, ia mengisahkan ada masa lelah dan kewalahan dengan penelitian tesis. Namun, itu menjadi jalan Amanda belajar tentang ketekunan dan belajar menjadi seorang yang lebih kritis. Ia sadar menjadi peneliti adalah tanggung jawab untuk terus belajar, beradaptasi, dan tidak mudah menyerah.
 
“Itu jadi titik balik saya, dari yang awalnya fokus pada hasil dan ingin semuanya cepat selesai, sekarang justru menikmati perjalanan dan proses belajarnya,” ungkapnya dikutip dari laman UGM, Jumat, 24 Oktober 2025.
 
Walau jalannya menantang, ia selalu memegang prinsip keluarganya yang menganggap pendidikan adalah investasi jangka panjang.“Jangan lihat gunung dari puncaknya, terus melangkah saja pelan-pelan. Dari situ saya merasa penelitian itu bukan soal hasil, tetapi tentang menikmati proses belajar dan terus berkembang,” terangnya.
 
Ia mengaku memang gemar bergelut dengan dunia penelitian, terlebih yang berhubungan dengan bidangnya pertanian. Saat ini, ia juga masih aktif proyek penelitian dosen bahkan tengah mempersiapkan manuskrip publikasi ilmiah dari hasil tesisnya.
 
Ketertarikannya pada riset diakui Amanda berangkat dari ketertarikan pada hal-hal kecil yang berdampak besar, seperti halnya serangga atau bakteri yang memengaruhi kesehatan tanaman. Dalam tesisnya, ia mengangkat tema keberagaman bakteri endosimbion pada kutu kebul (Bemisia tabaci) di tanaman yang terinfeksi Begomovirus.
 
“Serangga tidak hidup sendiri melainkan bersama bakteri yang menularkan virus dan beradaptasi dengan lingkungan,” jelasnya. Menutup kisahnya, Amdana menegaskan dirinya selalu percaya bahwa setiap orang memiliki waktu bersinarnya masing-masing. Dengan semangat dan rasa ingin tahu yang besar, Amanda menjadi contoh nyata bahwa konsistensi dan ketulusan dalam belajar mampu membawa seseorang meraih puncak pencapaian tanpa harus terburu-buru.
 
“Sekecil apapun langka kita, tetap saja itu adalah kemajuan. Jadi, jangan takut sama perjalanan yang panjang karena dari situ kita tumbuh dan menemukan jati diri kita sendiri,” pesannya hangat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan