Dalam pembuka surat, Haidar menyampaikan apresiasi kepada Nadiem Makarim atas dedikasinya dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia selama menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Dalam surat terbukanya, Haidar menyoroti masa lima tahun kepemimpinan Nadiem, di mana pendidikan di Indonesia mengalami transformasi besar, terutama saat masa pandemi. Program Merdeka Belajar yang diluncurkan dalam 26 episode dinilainnya menjadi tonggak penting dalam pembaruan sistem pendidikan Indonesia.
Merdeka Belajar
Dalam surat terbukanya, Haidar Bagir menyoroti berbagai aspek positif dari program Merdeka Belajar yang diterapkan oleh Kemendikbudristek di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim. Di antaranya adalah Kurikulum Merdeka yang memberi ruang bagi guru dan kepala sekolah untuk berinovasi tanpa merasa takut pada aturan administratif yang kaku."Ini penting, setelah sekian lama para kepala sekolah dan guru terjebak dalam situasi takut salah," ujar Haidar dalam siaran persnya di Jakarta, Senin, 11 November 2024.
Program Merdeka Belajar juga mengutamakan penguatan karakter peserta didik melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang menurut Haidar, memberikan alternatif konkret dalam pendidikan karakter. "Kurikulum ini telah membuka ruang bagi para guru untuk menyiapkan peserta didik yang berdaya," tambahnya.
Selain itu, keberadaan Platform Merdeka Mengajar (PMM) diakui Haidar sebagai salah satu warisan penting dari kepemimpinan Nadiem. PMM menyediakan sumber referensi yang lengkap bagi para guru dan tenaga pendidik, sehingga mereka dapat meningkatkan kompetensi dan berkolaborasi dengan lebih mudah.
Haidar juga mengapresiasi upaya Nadiem dalam mencegah dan menangani "tiga dosa besar" pendidikan, yaitu kekerasan seksual, bullying, dan intoleransi. Ia menilai langkah tersebut sebagai upaya untuk menyelamatkan generasi muda dari trauma yang berdampak pada kehidupan mereka di masa depan.
Harapan kepada Abdul Mu'ti
Haidar menyambut positif kehadiran Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan yang baru. Ia mencatat langkah awal yang diambil oleh Mu’ti untuk mendengarkan berbagai pemangku kepentingan sebagai pendekatan yang baik."Senang sekali ketika Mas Mu’ti menyatakan bahwa akan mendengar masukan dari berbagai pihak sebelum menetapkan kebijakan," ujar Haidar.
Ia berharap, dengan pendekatan ini, Mu'ti dapat membawa angin segar bagi pendidikan Indonesia. Dalam surat terbukanya, Haidar juga mengusulkan agar Kurikulum Merdeka tetap dipertahankan, namun dengan evaluasi berkelanjutan untuk meningkatkan implementasinya.
Haidar juga memberikan pandangannya mengenai isu Ujian Nasional (UN). Ia mengusulkan agar UN tidak digunakan sebagai alat penentu kelulusan siswa, melainkan sebagai pengukur kinerja sekolah dan pencapaian pendidikan secara nasional. "Ujian Nasional sebaiknya tidak hanya mengukur aspek kognitif, tapi juga keterampilan lain seperti komunikasi dan kreativitas yang relevan untuk abad ke-21," ujarnya.
Sebagai alternatif, Haidar mendukung keberlanjutan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang dianggap lebih komprehensif dalam mengukur kemampuan siswa. Namun, ia menekankan bahwa instrumen AKM perlu relevan dan mencakup kriteria yang lebih luas agar tidak hanya berfokus pada aspek akademis.
| Baca juga: Gibran Curhat, Suratnya Soal Zonasi hingga UN 'Dicuekin' Nadiem |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id