Kompetisi daring selama April hingga Mei 2025 ini diikuti oleh tim-tim dari berbagai belahan dunia. APC merupakan perlombaan berbasis simulasi kendaraan otonom yang menguji algoritma terbaik dalam mengendalikan mobil autonomous agar dapat menempuh lintasan tertentu dengan konsumsi energi paling efisien.
Menggunakan simulator Robot Operating System (ROS) dan CARLA serta mobil virtual Tesla Model 3, tiap tim diberi waktu 10 menit untuk menyelesaikan rute pada titik-titik tertentu dengan energi seminimal mungkin. Performa dinilai berdasarkan konsumsi energi yang diukur dari jarak tempuh dan efisiensi penggunaan energi yang diberikan.
Ketua Tim Autonomous Programming Competition Sapuangin ITS, Nurul Ilmi Rojabia Hermuttaqien, menjelaskan persiapan tim dimulai sejak Februari 2025. Tim berfokus mempelajari teori dasar dan menyusun algoritma yang sesuai dengan peraturan terbaru dari Shell selaku penyelenggara.
“Kami juga perlu menyesuaikan dengan perubahan teknis karena peta simulasi yang diberikan tahun ini jauh lebih sempit dari sebelumnya,” papar Nurul dalam siaran pers yang diterima Medcom.id, Selasa, 10 Juni 2025.
Tim merancang sistem pemrograman agar mobil dapat melaju otomatis tanpa menabrak mobil lain yang juga berada di jalur lintasan. Algoritma yang diterapkan telah melalui proses penyempurnaan hingga mencapai performa optimal pada simulator.
“Strategi kami adalah menghindari pergerakan yang tidak efisien, serta memanfaatkan setiap detik secara cermat,” tutur mahasiswa Departemen Teknik Elektro tersebut.
Baca juga: Sapuangin ITS Sabet Juara di Shell Eco-marathon 2025, Hattrick dan Bikin Rekor |
Tahun ini, Tim Sapuangin ITS juga sukses mengukir prestasi di berbagai kategori lain dalam SEM. Tim berhasil membawa pulang juara pertama Urban Concept Commercial Engine, juara pertama Vehicle Design (kategori off-track), juara dua kategori Data and Telemetry, serta menjadi juara ketiga dalam Regional Championship.
“Capaian ini menunjukkan konsistensi dan kualitas Tim Sapuangin ITS di berbagai lini,” kata Nurul.
Salah satu anggota Divisi Electrical and Programming Tim Sapuangin ITS, Bagus Subekti, menyampaikan kunci kemenangan tim terletak pada sikap pantang menyerah seluruh anggota. Tim tidak menyerah meski sumber daya terbatas dan jadwal bertabrakan dengan kompetisi lain.
“Semangat untuk membawa nama ITS ke pentas dunia menjadi pemacu kami,” ujar mahasiswa tahun kedua Departemen Sistem Informasi ITS ini.
Dukungan penuh dari ITS juga menjadi faktor penting kesuksesan tim. Salah satunya, bantuan berupa pagu anggaran dan sumber daya yang memungkinkan tim untuk menjalankan riset serta pengembangan sistem secara maksimal.
Ke depan, tim ITS ini berencana mengikuti kompetisi serupa dan menyempurnakan rancangannya agar lebih optimal. Bagus berpesan kepada rekan-rekan mahasiswa ITS lainnya, ada banyak cara untuk bisa unggul di level internasional.
Sehingga, tidak boleh takut bersaing dan berkarya di mana pun. “Yang penting adalah semangat, kolaborasi, dan tekad untuk selalu memberi yang terbaik,” tegas Bagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id