Program ini merupakan bagian dari Hibah Seed Funding Lektor Kepala Skema Hibah Pengabdian Masyarakat, yang diusulkan oleh Dr. Tania Surya Utami bersama tim dari Program Studi Teknik Bioproses, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT) UI. Tania menjelaskan budi daya lebah tanpa sengat memiliki beberapa keunggulan, terutama dalam hal keamanan, manfaat ekonomi, serta lingkungan yang ditawarkan.
Lebah tanpa sengat tidak menyengat, sehingga aman untuk dibudidayakan di mana saja, termasuk perkotaan. Selain itu, lebah ini menghasilkan produk bernilai tinggi seperti madu, propolis, dan serbuk sari.
Sebanyak 60 koloni lebah tanpa sengat ditempatkan di dua lokasi, yakni area pesantren dan kawasan depo pasir abu batu di lereng Merapi. Hasil monitoring menunjukkan seluruh koloni dalam kondisi aktif dan sehat.
Aktivitas pencarian makan berjalan konsisten mulai pagi hingga menjelang siang hari. Koloni di lokasi depo pasir abu batu memperlihatkan perkembangan paling pesat, menandakan potensi area tersebut sebagai lokasi budi daya yang optimal.
“Untuk menjalankan program ini, 36 santri dilibatkan dalam pelatihan dan pengelolaan koloni lebah. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang peran ekologis dan potensi ekonomi lebah tanpa sengat, tetapi juga menanamkan keterampilan praktik budi daya yang dapat terus berkembang secara mandiri,” kata Tania dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 4 Juni 2025.
Baca juga: UI Berikan Kuliah Gratis Buat Anak Tendik dan Dosen |
Perwakilan Pesantren Raudhatul Qur’an Klaten, Ustadz Zaim, menyebut kegiatan ini memberikan banyak manfaat. Antara lain meningkatkan kesadaran santri akan lingkungan, menciptakan peluang usaha baru, serta memberikan keterampilan pengelolaan peternakan. Lebah yang berkembang dapat mendukung proses penyerbukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman di sekitar pesantren.
“Kegiatan EduBee menginspirasi para santri dan memberikan pengalaman edukasi, terutama dalam memahami pentingnya ekosistem lebah bagi lingkungan. Melalui program ini, wawasan santri terkait kewirausahaan berbasis pelestarian alam menjadi terbuka. Kami berharap program ini terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata tidak hanya bagi pesantren kami, tetapi juga bagi pesantren-pesantren lain di Indonesia,” ujar Ustadz Zaim.
Program EduBee juga berpotensi mendorong pergerakan ekonomi di lingkungan pesantren. Pesantren dapat membuka peluang usaha mandiri berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren dengan mengembangkan lebah tanpa sengat.
Model ini dapat diterapkan di pesantren lain sehingga menjadi katalis pertumbuhan ekonomi berbasis ekologi dan memberdayakan komunitas lokal. Dekan FTUI, Kemas Ridwan Kurniawan, mengapresiasi seluruh sivitas UI yang terlibat.
“Program EduBee memperlihatkan komitmen FTUI untuk mengintegrasikan pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat dalam menciptakan solusi berkelanjutan yang berdampak nyata. Melalui program ini, kami berharap FTUI tidak hanya memperkuat pendidikan kewirausahaan, tetapi juga berkontribusi dalam pelestarian ekosistem lokal di Indonesia," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News