Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli. DOK IG @kemnaker
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli. DOK IG @kemnaker

Pemerintah Siapkan Lulusan Vokasi Jadi Tenaga Kerja Migran Profesional

Ilham Pratama Putra • 27 Maret 2025 12:29
Jakarta: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dan kesepahaman bersama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI)/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja lulusan vokasi yang terampil, profesional, dan berdaya saing global. Kerja sama ini membuka kesempatan lebih luas bagi lulusan vokasi untuk bekerja sebagai pekerja migran Indonesia yang profesional.
 
Hal ini menjadi perhatian karena sekitar 77 persen dari 5,2 juta pekerja migran Indonesia di luar negeri masih bekerja di sektor informal. Bahkan, 70 persennya merupakan lulusan SD dan SMP.
 
"Melalui kerja sama ini diharapkan pemerintah Indonesia dapat menyiapkan pekerja migran yang kompeten untuk bersaing di pasar global serta mengupayakan pelindungan yang optimal," kata Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dalam Instagram @kemnaker dikutip Kamis, 27 Maret 2025.

Ia meyakini kerja sama ini merupakan sebuah langkah strategis. Utamanya dalam mengatasi berbagai persoalan terkait ketenagakerjaan di Indonesia, seperti tenaga kerja lulusan vokasi, produktivitas tenaga kerja indonesia, serta human capital index.
 
“Melalui kerja sama ini, lulusan-lulusan SMK unggulan yang sudah dipetakan oleh Kemendikdasmen ini bisa melakukan upskiling dan reskilling di BLK yang ada di bawah Kemenaker untuk menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan feature job,” kata Yassierli.
 
Program yang disiapkan salah satunya adalah School to Work Transition yang akan menyasar siswa SMK secara langsung. School to Work Transition merupakan bagian dari keja sama untuk peningkatan kompetensi lulusan.
 
Baca juga: Singapura Negeri Impian bagi Pekerja Indonesia, Kenapa Banyak yang Hijrah ke Sana?

"Siswa SMK diberikan pelatihan selama satu tahun di Balai Latihan Kerja (BLK) milik Kemenaker," kata Yassierli.
 
Penyediaan pelatihan ini disediakan atas kerja sama pihaknya dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Pelatihan tersebut diharapkan menjadi wadah siswa SMK untuk mengasah skill dan ilmunya lewat kerja praktik.
 
Yassierli berharap siswa SMK dapat lulus dengan skill yang semakin bertumbuh lewat BLK. Ia meyakini siswa SMK yang mengikuti pelatihan itu lebih siap dengan kompetensi yang diharapkan di masa depan.
 
"Karena kita menyediakan kompetensi yang beragam dan ini sesuai untuk memenuhi kompetensi untuk future jobs," ungkap dia. 
 
Program School to Work Transition juga dapat berupa magang di industri. Siswa juga telah mendapat perlindungan dengan baik saat magang di industri.
 
"Jadi skema ini sudah didukung oleh Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia," ujar Yassierli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan