Setiap anak memiliki tantangan dan kebutuhan berbeda. Sehingga, orang tua harus memastikan proses belajar ini tetap menyenangkan dan tidak membebani anak.
Menurut laman slbnpcakrabuana.sch.id, anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan dalam aspek fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
ABK juga bisa mengalami keterlambatan perkembangan, kondisi medis, kejiwaan, atau bawaan tertentu yang membuat mereka membutuhkan perhatian khusus. Namun, hal ini tidak berarti mereka kurang pintar atau tidak berbakat.
Mereka hanya menghadapi tantangan berbeda dibandingkan dengan anak lain dan tetap bisa mencapai potensinya dengan dukungan tepat. Orang tua dapat menerapkan beberapa langkah
agar proses belajar puasa bagi ABK lebih mudah dipahami dan diterima dilansir dari akun Instagram @kamivokasi:
Baca juga: Siapa Saja yang Boleh Tidak Berpuasa di Bulan Ramadan? Ini Penjelasannya |
Langkah mengenalkan puasa pada ABK
1. Pastikan kondisi anak
Sebelum mengajarkan puasa, pastikan kondisi kesehatan anak memungkinkan. Orang tua perlu memantau apakah puasa dapat dijalani tanpa menimbulkan risiko kesehatan, mengingat setiap anak memiliki kebutuhan fisik berbeda.2. Berikan pemahaman tentang puasa
Anak berkebutuhan khusus perlu mendapatkan penjelasan sederhana dan mudah dimengerti mengenai konsep puasa. Orang tua dapat menyampaikan dengan cara yang sesuai dengan kemampuan anak, seperti menggunakan gambar, cerita, atau contoh konkret agar lebih mudah dipahami.3. Ajak anak mencoba berpuasa
Setelah memahami konsepnya, anak bisa mulai mencoba berpuasa sesuai kemampuannya. Orang tua dapat mengajak mereka ikut sahur dan memberi kesempatan untuk berpuasa dalam durasi lebih pendek terlebih dahulu. Dengan pengalaman langsung ini, anak akan lebih mudah memahami makna puasa secara bertahap.4. Lakukan pembiasaan dan berikan apresiasi
Konsistensi dalam membiasakan anak berpuasa akan membantu mereka menjadikannya sebagai kebiasaan. Agar semakin termotivasi, orang tua bisa memberikan reward atau hadiah kecil, seperti pujian atau barang sederhana yang disukai anak. Hal ini dapat meningkatkan semangat mereka dalam belajar berpuasa.Setiap anak memiliki keistimewaan masing-masing, termasuk dalam memahami dan menjalani puasa. Oleh karena itu, penting bagi orang tua menyesuaikan cara pengenalan puasa dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Dengan pendekatan tepat, anak berkebutuhan khusus dapat belajar menjalankan puasa dengan nyaman dan penuh makna. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News