Hal itu disampaikan saat memberikan paparan dalam Rapat Pimpinan dan Focus Group Discusion (FGD) yang digelar Universitas Airlangga (Unair) di Ballroom The Trans Luxury Hotel Bandung, Selasa, 28 Juni 2022.
“Seperti halnya di film Marvel. (Unair) jangan hanya menjadi Iron Man, Spider Man. Tapi, jadilah The Avengers. Antar-superhero yang bersatu. Karena musuhnya semakin kuat, yaitu seperti halnya Thanos,” kata CT dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 29 Juni 2022.
Di depan seluruh pimpinan fakultas, direktorat, badan, lembaga, dan pusat Unair, CT mendorong antar-elemen untuk saling berkolaborasi dalam menarget visi yang telah dicanangkan. Dia menyebut kolaborasi merupakan keharusan sebagai tantangan era saat ini.
“Universitas harus mampu menjadi bagian pengembangan ekosistem. Seperti halnya bagaimana Google, Facebook, Microsoft yang dilatarbelakangi universitas,” kata dia.
CT menyebut bukan eranya salah satu fakultas unggul dan bersaing dengan fakultas lain. Dia mengatakan keterbukaan dan kolaborasi sangat dibutuhkan dengan mengombinasikan antar-keunggulan tersebut.
Dia menyebut mendorong pewujudan enterpreneur university ke depan memerlukan setidaknya kolaborasi antara enam elemen atau skenario hexahelic. Yakni, kolaborasi antara unsur universitas, industri, inovator, venture capital, pemerintah, dan media.
“Kolaborasi ini adalah sebuah keniscayaan, yang mesti dilakukan ke depan,” tekan dia.
CT juga menekankan perlunya responsivitas yang berhubungan dengan leadership atau kepemimpinan. Pola kepemimpinan dulu dan sekarang sangatlah berbeda.
“Dulu orientasinya hasil, harus mengikuti proses yang berlaku, seniority matters, dan autocratic,” ujar dia.
Namun, pola kepemimpinan saat ini lebih menekankan proses pembelajaran. Lalu, fokus pada inovasi dan think outside the box. Kemudian, komunikasi dan transparansi dengan semua anggota tim.
“Termasuk, mendorong kreativitas to allow for disruption. Dan, terakhir adalah kolaboratif,” ucap dia.
CT juga menekankan pentingnya melakukan respons zaman melalui revitalisasi kurikulum pendidikan. Salah satu kuncinya ialah lebih terbuka pada perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
“Fokus menggembangkan skills yang dibutuhkan dunia kerja atau industri. Bukan sekadar penguasaan teori,” ujar dia.
CT mengatakan ada tiga case study yang mesti mendapatkan perhatian. Pertama, berkaitan dengan komposisi teori dan pengaplikasian keilmuan. Kedua, fokus pada skill yang dibutuhkan dunia kerja dan masyarakat. Ketiga, kurikulum pendidikan dikembangkan bersama dengan pakar industri.
Dia juga mengungkap lima key takeway dalam pengembangan kampus ke depan. Pertama, mendorong universitas berbasis inovasi, enterpreneurship, dan kreativitas. Kedua, pengembangan skill of the future dan humaniversity.
Ketiga, komitmen seluruh sivitas akademika. Keempat, SDM unggul dan berdaya saing tinggi. Kelima, menang dalam kompetisi.
| Baca juga: Unair Masuk Peringkat 401-500 THE Asia University Rankings 2022 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id