Kondisi ini terjadi merata mulai dari jenjang Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Umar mengatakan, persaingan masuk madrasah negeri kini lebih ketat. Sebab, ramai peminat.
"Madrasah Negeri kami jangankan kosong, yang ingin masuk masih banyak. Ketika seleksi kemarin (peluangnya) satu banding tujuh, satu banding sembilan," ujar Umar kepada Medcom.id, Sabtu, 18 Juli 2020.
Umar mengatakan, proses PPDB yang lebih tertib jadi salah satu alasan para orang tua lebih berminat memasukkan anaknya ke madrasah negeri. Sebab, Kemenag tidak menerapkan PPDB berbasis wilayah.
"Kami di Madrasah itu juknisnya (petunjuk teknis) tidak membedakan wilayah, semua orang boleh. Karena kami menggap bahwa hak orang tua, hak anak mendapatkan pendidikan. Itu hak mereka," tuturnya.
Baca: KPAI Pertanyakan Nasib Kurikulum Darurat
Menurut dia, tidak ada label madrasah unggulan, yang ada madrasah berkarakter. Madrasah Insan Cendikia misalnya, yang dikenal berkarakter akademik, lalu ada madrasah berkarakter agama, dan madrasah kegamaan.
"Ada Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) ini saingannya ketat tidak mengatakan unggul tapi ini minat mereka luar biasa," terang Umar.
Kondisi ini berbading terbalik dengan PPDB sekolah negeri umum. Contohnya, DKI Jakarta, masih ada 7.758 kursi kosong saat PPDB 2020 ditutup. Artinya, masih terdapat 9,47 persen bangku sekolah yang tersedia di sekolah negeri pada seluruh jenjang di DKI Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News