Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Tanggapi Kritik, Kemendikbudristek: Buku Sastra Perlu Dibaca dalam Konteks Karya Utuh

Ilham Pratama Putra • 30 Mei 2024 16:34
Jakarta: Rekomendasi buku sastra Kemendikbudristek dikritisi lantaran sebagian isinya mengandung kekerasan fisik dan seksual. Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, mengatakan muatan yang dikritisi harus didalami.
 
"Mengenai muatan yang dipertanyakan pada beberapa karya yang direkomendasikan tim kurator, hal itu perlu dibaca dalam konteks karya tersebut secara utuh," jelas Nino, sapaan karib Anindito Aditomo, kepada Medcom.id, Kamis, 30 Mei 2024.
 
Menurutnya, tim kurator memiliki pertimbangan matang memilih 177 buku tersebut. Adapun daftar rekomendasi buku sastra dalam program Sastra Masuk Kurikulum dapat berubah dan berkembang seiring waktu berdasarkan evaluasi dan masukan yang diterima.

"Tujuannya agar semakin banyak karya sastra yang dapat menjadi opsi atau pilihan bahan ajar di sekolah," tutur dia.
 
Nino menjelaskan program ini bertujuan memperkenalkan sastra Indonesia kepada murid dan guru sebagai bahan ajar. Terutama, untuk mengembangkan literasi dan pendidikan karakter.
 
"Jika digunakan dengan baik dalam pembelajaran, karya sastra bukan hanya bisa menumbuhkan minat baca, tapi juga sangat potensial untuk mengasah nalar, empati, serta nilai-nilai kemanusiaan," tutur dia.
 
Baca juga: Nadiem: Sastra Adalah Jalan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan