"Pengukuran ini bisa melalui sebuah instrumen yang disebut sebagai BEDI (Blue Economy Development Index),” ujar Luky yang juga dosen Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP) IPB University pada International Conference on Ocean Economy and Climate Changes Adaptation dalam keterangan tertulis, Rabu, 25 Mei 2022.
Luky menjelaskan berdasarkan European Commission, blue economy adalah semua kegiatan ekonomis yang berkaitan dengan perairan laut. Sedangkan, menurut World Bank, blue economy ialah pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut untuk pertumbuhan ekonomi.
“Blue economy adalah sebuah istilah saja tanpa adanya pengukuran dalam kegiatannya. Sehingga paradigma keberlanjutan ialah terintegrasinya ocean-based economy, ekosistem manusia yang inklusif, membuat kesempatan kerja dan inovasi wirausaha,” ujar penasihat utama Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University ini.
Dia menjelaskan keberlanjutan perlu diukur, terutama bagi negara yang didominasi laut dan negara maritim yang membuat laut menjadi salah satu sektor terbesar baginya. Berdasarkan hal itu, urgensi sebuah pengukuran atau indeks dibutuhkan dalam mengukur keberlanjutan blue economy.
"BEDI dapat digunakan untuk mengukur perkembangan blue economy dalam suatu negara terutama bagi negara maritim,” tutur dia.
Baca: Berkontribusi Mitigasi Perubahan Iklim, Dosen UGM Kembangkan Metode Pemetaan Lamun
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News