Dilansir dari laman setneg.go.id, Istana Kepresidenan Tampaksiring merupakan satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Kemerdekaan Indonesia. Pembangunan dimulai pada 1957 sampai 1960.
Nama Tampaksiring berasal dari dua kata bahasa Bali yaitu tampak (bermakna ”telapak”) dan siring (bermakna “miring”). Menurut legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki seorang raja bernama Mayadenawa.
Istana Kepresidenan Tampaksiring berdiri atas keinginan Presiden Soekarno yang menginginkan tempat peristirahatan bagi Presiden beserta keluarga dan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Bali.
Seiring berjalannya waktu, fungsi Istana Kepresidenan Tampaksiring mengalami perkembangan. Kini, Istana Kepresidenan Tampaksiring juga berfungsi sebagai tempat pariwisata.
Masyarakat umum dapat mengunjungi Istana Tampaksiring dalam waktu-waktu tertentu. Istana Kepresidenan Tampaksiring menyuguhkan panorama alam Bali yang mempesona.
Selai itu, tersimpan kekayaan seni budaya yang tinggi nilainya. Salah satu warisan seni yang menonjol di istana ini adalah koleksi patung yang tersebar di berbagai sudut bangunan dan halaman.
Baca juga: Mengenal 4 Tanaman Unik di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Intip Yuk! |
Berikut koleksi patung di Istana Kepresidenan Tampaksiring dikutip dari akun Instagram @kemensetneg.ri:
1. Patung Batu Putih
Patung berbahan batu putih banyak ditemukan di area luar ruangan dan pelataran. Umumnya, patung ini dihiasi dengan tedung, yaitu payung hias khas Bali yang memiliki nilai simbolis sebagai pelindung.Iga-iga tedung (kerangka payung yang melengkung) memiliki makna sebagai pengider bhuana (pelindung dunia) yang berfungsi sebagai pelindung jagat.
Selain itu, ada juga patung yang dihiasi tombak sebagai simbol keberanian dan loyalitas, serta dominasi warna merah yang melambangkan keindahan, kemewahan, dan kewibawaan.
2. Patung Batu Padas - Dwarapala
Hampir setiap pintu masuk bangunan dan wisma di Istana Tampaksiring dihiasi patung Dwarapala, yang biasanya berbahan batu padas.Dalam budaya Bali, Dwarapala adalah sepasang patung penjaga gerbang tempat suci. Dwarapala dipercaya mampu menolak bahaya yang bersifat magis serta menangkal energi negatif.
3. Patung Kayu - Garuda Wisnu
Garuda Wisnu merupakan figur ikonik yang familiar di Pulau Dewata. Patung ini menggambarkan Dewa Wisnu, pelindung alam semesta dalam kepercayaan Hindu, yang sedang menunggangi burung mitologi Garuda.Kisah perlawanan Garuda melawan ular naga menjadi bagian dari mitologi Hindu Bali yang mendalam dan penuh nilai moral.
4. Patung Uang Kepeng - Pis Bolong
Istana Tampaksiring juga memiliki patung berbahan dasar uang kepeng atau pis bolong. Uang kepeng merupakan bagian dari perlengkapan sesaji masyarakat Bali yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa.Material ini dikembangkan menjadi bentuk seni rupa yang artistik don bernilai tinggi, menampilkan kreativitas masyarakat Bali dalam mengolah tradisi menjadi karya seni.
Patung-patung di Istana Tampaksiring tidak sekadar ornamen visual. Tetapi juga sebagai simbol spiritual, estetika, dan warisan budaya yang hidup, khususnya dari budaya Hindu Bali.
Melalui keberadaan patung-patung ini, kita diajak menyelami jejak kebudayaan Nusantara yang hidup di balik dinding istana. Kamu tertarik berkunjung?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News