Menurut pengamat pendidikan Universitas Paramadina, Totok Amin Soefianto menyebut ada beberapa opsi untuk menggelar PPDB dengan asas menjaga jarak. Salah satunya dengan penggunaan metode daring.
"Misal dengan memberikan data siswa secara daring melalui sistem yang ada di sekolah atau suku dinas pendidikan," kata Totok kepada Medcom.id, Selasa, 31 Maret 2020.
Mungkin, kata Totok, permasalah metode daring tidak banyak ditemukan pada kota besar. Namun diakuinya, kendala PPDB daring bisa ditemui sejumlah daerah di berbagai wilayah yang mengalami keterbatasan sarana prasarana dan internet.
"Jadi juga harus dipikirkan cara nondaring (luring), misalnya kirim dokumen. Itu sangat tergantung kreativitas daerah masing-masing kalau dia belum punya sistem daring yang bagus," ungkap Totok.
Menurutnya, dengan pengiriman dokumen melalui kurir bisa menjadi opsi untuk sekolah yang belum mampu menggelar PPDB daring. Terpenting, kata Totok, sekolah komitmen untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.
Baca juga: Usulan IGI Soal Menghapus Jalur Prestasi Dinilai Tidak Tepat
Dia juga meminta pihak sekolah, menyiapkan panitia khusus PPDB di masa pandemi ini. Ada pihak sekolah yang berjaga di sekolah untuk menerima data PPDB.
"Poin pentingnya PPDB ini diatur sedemikian rupa, jangan sampai ada penumpukan orang tua dan siswa di sekolah. Dibikin tanda untuk social distancing, antrinya gimana jadi tetap sesuai protokol," lanjutnya.
Bagi Totok, gelaran PPDB harus terus berjalan guna memastikan pendidikan siswa tetap berjalan. Dia berharap pandemi juga menjadi pemicu sekolah untuk lebih cepat beradaptasi dengan dunia digital.
"Ini juga menjadi pekerjaan rumah semua daerah agar membuat sistem yang menggunkan dan menerapkan perkembangan teknologi informasi," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News