Menurutnya potret pembelajaran pendidikan tinggi di masa pandemi yang ada di dalam buku tersebut, belum menyentuh seluruh realita yang ada. "Jadi potretnya kita hanya memindahkan pendidikan ke rumah, yang terpotret baru aspek caranya belajar daring. Padahal zoom in-nya itu pada tujuan harusnya," kata Ibnu saat memberi pandangan tentang isi buku "Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19" yang diluncurkan di Gedung D, Kemendikbud, Selasa 11 Agustus 2020.
Menurutnya, potret belajar daring yang tak berjalan efektif ini harus menjadi fokus perhatian Kemendikbud. Pemerintah, kata guru besar UI ini, tidak boleh menutup mata saat peserta didik, khususnya mahasiswa ternyata tak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.
"Apakah dia tidur sepanjang layar itu tidur, atau masak, mandi kan kita enggak tahu. Aspek pembelajaran kita itu kan harusnya ada kontrol gitu. Saya saja kalau menegur mahasiswa daring itu enggak pernah muncul, eh jangan-jangan tidur. Nah ini yang jarang terpotret," imbuhnya.
Baca juga: Kemendikbud Luncurkan Buku Berisi Potret Pendidikan Tinggi di Masa Pandemi
Untuk itu dia meminta dalam melakukan potret pendidikan, Kemendikbud harus bisa mencanangkan program lanjutannya. Dari potret yang tertuang dalam buku, Ibnu mengaku akan menuggu kebijakan Kemendikbud agar pembelajaran daring yang selama ini berjalan bisa efektif.
"Birokrasi bukan hanya analisis, bukan hanya 30 persen (analisis). Tapi 70 persen dari sana ada kebijakan. Setelah punya potret, mau apa? Apakah potret ini mencerminkan realitas sebenarnya? Sebab ada 120 perguruan tinggi negeri dan lebih dari 4.000 perguruan tinggi swasta. Semenjak covid-19 resmi ada, yang tepat adalah adaptasi," pungkasnya.
Salah satu editor dalam buku "Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19", Tian Belawati pun mengakui jika potret yang diberikan Kemendikbud dalam buku tersebut memang belum menyeluruh. Dia menyebut peluncuran buku ini hanya sebagai motivasi bagi dosen untuk memiliki kreativitas dalam mengajar.
"Jadi ini hasil survei awal kita, dari awal pandemi di semester (genap) kemarin. Memang belum mewakili semua sisi. Tapi kita bisa belajar dari apa yang terjadi di pendidikan tinggi pada pandemi ini. Bagaimana rekaman pengalaman dan tindakan para dosen di buku ini, bisa menginspirasi, dosen bisa menyiasati apa yang dihadapinya dari prespektif pedagogi juga literasi digital," terang Tian yang juga mantan rektor Universitas Terbuka itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News