"Perlu melakukan pendekatan yang tepat, misalnya, tidak menggunakan istilah-istilah konsep yang rumit ke anak PAUD," ujar Nabila kepada Medcom.id, Kamis, 31 Oktober 2024.
Ia memaparkan anak usia PAUD masih berpikir pada tahap konkret. Karena itu, harus dicontohkan dengan benda dan kegiatan.
Stimulasi yang sesuai, misalnya, menyadari kebutuhan bergerak anak adalah kebutuhan utama. Hal ini menjadi tantangan bagi generasi terkini yang sudah sangat lekat dengan gawai.
"Oleh karena itu, kegiatan anak dapat divariasikan, baik melalui kegiatan motorik kasar seperti berlari, melompat, melempar, dan sebagainya. Maupun motorik halus seperti meremas, mengenggam, dan sebagainya," tutur dia.
Ia menekankan peran pengasuh sebagai pendidik perlu diperkuat. Sehingga, pengasuh PAUD tidak sekadar menemani waktu anak.
"Tetapi turut mengisi waktu anak dengan kegiatan dan pendekatan yang membangun kemampuan anak," ujar Nabila.
Baca juga: PAUD jadi Tonggak Anak Terbebas dari Kesenjangan Pengetahuan dan Sosial |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News