Pelaku budaya belajar Jemparingan di komunitas Langenastro. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Pelaku budaya belajar Jemparingan di komunitas Langenastro. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Refleksi Diri dalam Melepas Panah Jemparingan

Ilham Pratama Putra • 13 Agustus 2024 19:36
Yogyakarta: Jemparingan merupakan salah satu kebudayaan olahraga tradisional. Salah satu tradisi Yogyakarta ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram.
 
Kebudayaan panahan ini termasuk dalam 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) olahraga tradisional. Berbeda dengan olahraga panahan pada umumnya yang dilakukan dengan berdiri, Jemparingan dilakukan dengan cara duduk saat membidik.
 
Di Yogyakarta, pelestarian Jemparingan salah satunya dilakukan oleh komunitas atau peseduluran Langenastro. Komunitas Jemparingan ini merupakan salah satu komunitas tertua di Yogyakarta yang berdiri pada 18 Maret 2012 atas inisiatif warga kampung Langenastran Yogyakarta.

Ketua Umum Langenastro, Agung Sumedi, menjelaskan Jemparingan memiliki kesulitan tersendiri. Budaya ini hanya ada satu-satunya di dunia.
 
"Saya bilang ini satu-satunya di dunia dan yang mengikuti ini (Jemparingan) bisa merasakan untuk latihan fokus yang tinggi," kata Agung di Yogyakarta, Selasa, 13 Agustus 2024.
 
Ia menyebut Jemparingan memiliki makna mendalam yang filosofis. Jemparingan bukan sekadar melepas anak panah dari busurnya.
 
"Memanah itu memiliki arti hati. Dalam hati itu kita melakukan refleksi diri. Jadi galilah segala hal yang berkaitan dengan hati untuk bermanfaat bagi diri sendiri, sekitar dan orang lain. Itu yang ingin ditanamkan lewat Jemparingan," ungkap dia.
 
Saat ini, terdapat 20 pelaku budaya Jemparingan di Langenastro. Ia berharap jumlah pelaku budaya Jemparingan terus bertambah.
 
"Kita ingin tularkan ini ke generasi muda. Kita terus memikirkan untuk bagaimana ini bisa lestari dan dinikmati generasi muda," tutur dia.
 
Beruntung, kata dia, saat ini diadakan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 di Langenastro. Pelaku budaya nasional dan internasional dikumpulkan untuk mendalami kebudayaan Jemparingan.
 
"Sekarang di dua minggu ini ada 26 peserta dari nasional, lokal juga internasional. Nantinya mereka akan tampil secara kolaboratif dengan peserta residensi yang berlokasi di Cirebon yang mereka mempelajari Tari Topeng Losari juga kolaborasi dengan  tradisi lisan di Kampar, Riau yang disebut Koba atau Bokoba, yakni tradisi lisan jenis cerita yang disampaikan dengan cara bernyanyi," ungkap dia.
 
Raina Khaleed dari Mesir mengaku senang bisa mempelajari Jemparingan. Meski kompleks, kebudayaan Jemparingan sangat bagus untuk melatih fisik dan pikiran.
 
"Ini pengalaman yang baik selama saya di Indonesia. Dan di luar negeri tentu belum tahu banyak tentang Jemparingan karena ini sangat khas Indonesia, khususnya Jawa. Konsepnya sangat mendalam secara filosofis meskipun ini olahraga tradisi," tutur dia.
 
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Restu Gunawan, mengatakan Residensi Pemajuan Kebudayaan merupakan sarana untuk melestarikan budaya Indonesia. Sekaligus mengandung semangat memperkenalkan budaya pada generasi muda.
 
"Keluaran program ini diharapkan dapat menciptakan bentuk-bentuk kolaborasi pelestarian OPK berupa karya kreasi baru atau bentuk lainnya dari hasil residensi atau pembelajaran intensifnya bersama pelaku budaya," ungkap dia.
 
Hasil kolaborasi tersebut akan ditampilkan di Halaman Museum Fatahillah Kota Tua, Jakarta. Adapun pementasan dari residensi tiga OPK ini dijadwalkan pada 31 Agustus 2024.
 
"Hasil pembelajaran kesenian dan tradisi di tiap lokasi ini nantinya akan dikembangkan menjadi karya-karya kolaboratif dari seluruh peserta. Mereka nantinya akan menampilkannya dalam bentuk karya seni pertunjukan yang dapat diakses langsung oleh masyarakat," ujar Restu.
 
Baca juga: Pembinaan SDM Jadi Kunci Pelindungan dan Pemajuan Kebudayaan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan