"Mulai dari yang namanya KTSP, Kurikulum 2013, Kurikulum Prototype, Kurikulum Merdeka," kata Ubaid dalam diskusi publik di YouTube Sahabat ICW, Selasa, 22 Oktober 2024.
Namun, pergantian kurikulum tak kunjung membawa perbaikan kualitas pendidikan. Hal itu ditunjukkan dalam skor Programme for International Student Assessment (PISA).
"Tidak ada peningkatan kalau kita lihat dari skor PISA itu. Bahkan ada penurunan. Padahal harusnya skor PISA ini bisa menjadi semacam peringatan," ujar dia.
Skor PISA Indonesia pada 2018 untuk kemampuan membaca sebesar 371. Sedangkan, di 2022 menurun menjadi 359.
Selanjutnya skor matematika di 2018 sebesar 379 turun menjadi 366 di 2022. Dan skor kemampuan sains turun dari 379 pada 2018 menjadi 366 di tahun 2022.
Sementara itu, ranking PISA Indonesia untuk membaca pada 2018 ada di posisi 74 dan menjadi ranking 71 di 2022. Untuk ranking matematika naik dari 73 pada 2018 menjadi ranking 70 di 2022.
Pada ranking literasi sains, Indonesia menempati ranking 71 pada 2018 dan menempati ranking 67 pada tahun 2022. PISA 2018 diiktui 79 negara, sedangkan PISA 2022 diikuti 81 negara yang terdiri dari 37 negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan 44 negara mitra.
Sampel PISA dipilih acak oleh OECD agar mewakili populasi siswa usia 15 tahun di tiap negara. Di Indonesia, sampel berasal dari seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah tertinggal.
Baca juga: Mendikdasmen Mu'ti Bicara Nasib Kurikulum Merdeka era Nadiem, Bakal Disetop? |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News