Amin menyebut IO tak boleh cuma menuntut penguatan kelembagaan semata. Sementara itu, dari sisi peran dan fungsinya tidak atau belum nampak.
"Kalau IO tidak ingin dipandang sebelah mata oleh pimpinan PTKI, ya buktikan bahwa kalian bekerja itu benar-benar dibutuhkan orang banyak," kata Amin dalam Rakor Kerja Sama Internasional dikutip dari laman kemenag.go.id, Jumat, 17 Juni 2022.
Sebanyak 48 pengurus International Office PTKI seluruh Indonesia hadir dalam acara itu. Amin mengingatkan bila pengurus mampu melakukan self empowering dan membuat orang-orang mencari dan membutuhkan peran IO, otomatis akan mendapatkan tempat di mata banyak orang.
"Seperti layanan kerja sama internasional, fasilitasi pengembangan Tendik dan dosen di tingkat global, inisiasi kerja sama dengan lembaga luar negeri, dan lain-lain," tutur dia.
Suyitno menegaskan niat saja tidak cukup. Lebih dari itu, PTKI dituntut memenuhi standar internasional perguruan tinggi.
"Menjadi WCU itu bukan hanya dilihat dari seberapa besar mahasiswa asing yang kuliah di PTKI, tetapi PTKI juga harus memiliki international standard, baik aspek akademik, manajemen, sistem pendidikan, produk keilmuan, profiling lulusan, dan sebagainya," tegas Suyitno.
Suyitno menyebut unit layanan kerja sama internasional sangat penting sebagai jembatan dan corong bagi PTKI untuk dikenalkan kepada dunia. Rekognisi dari luar otomatis akan muncul bila international standard PTKI benar-benar diterapkan.
Suyitno menyebut Diktis terus melakukan upaya internasionalisasi PTKI. Selain mendorong peningkatan akademik berstandar internasional, termasuk jurnal terindeks Scopus, pihaknya juga mendorong agar seluruh unit layanan kerja sama luar negeri PTKI melakukan terobosan-terobosan.
Sehingga, pihak luar dapat melakukan rekognisi terhadap eksistensi PTKI berkelas dunia. "Menjadi WCU tidak hanya dilihat dari seberapa banyak jumlah mahasiswa asing yang kuliah di PTKI semata, tapi bagaimana PTKI memiliki standar internasional pada banyak bidang," tutur dia.
Sementara itu, Kasubdit Kelembagaan dan Kerja Sama, Thobib Al Asyhar, menyampaikan segera membentuk tim kecil yang bertugas mempersiapkan konsep pengembangan kelembagaan IO sebagai Satker tersendiri. Sehingga, mereka akan memiliki akses anggaran yang memadai serta kantor yang lebih representarif.
"Jika PTKI ingin naik kelas menuju WCU, pemberdayaan IO menjadi keniscayaan. Mari sama-sama kita bau membahu memikirkan ini sebagai salah satu upaya membangun trust global, minimal tata kelola mahasiswa asing beres serta peningkatan layanan internasional berjalan, sehingga lambat laun pencapaian global dapat diraih," tutur mantan Sekretaris Menag ini.
Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan untuk ditindaklanjuti sebagai berikut:
1. Perlunya penguatan kelembagaan IO dalam bentuk Satker untuk meningkatkan peran dan fungsi internasionalisasi PTKIN yang memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
- Mendukung perguruan tinggi dalam proses internasionalisasi
- Pelayanan kerjasama luar negeri, di antaranya layanan admission center, internasionalisasi at home untuk Tendik dan dosen
- Mendukung proses pengembangan akademik internasional
- Inisiasi dan implementasi kerjasama internasional
- Penjaminan mutu standar internasional dalam bidang manajemen dan akademik
- Pengelolaan pengenalan budaya lokal (local tourism)
- Promosi moderasi beragama di tingkat global
- Internasional branding.
3. Pengembangan aplikasi pengelolaan data mahasiswa asing seluruh PTKI.
Baca: Kemenag Buka Pendaftaran 4 Beasiswa untuk Mahasiswa PTKI
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News