"2015 kita sudah melahirkan Spada. Ini bisa diikuti seluruh mahasiswa Indonesia," kata Plt. Dirjen Dikti, Nizam dalam Konferensi Video, Jumat 17 April 2020.
Di dalamnya, kata Nizam, terdapat berbagai pengetahuan dan berbagai bahan perkuliahan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Pada pembentukannya, Spada memang telah diproyeksikan sebagai dasar pembelajaran daring.
"Kita isi dengan link dari 250 lebih perguruan tinggi. Mereka ikut berbagi pembelajarannya, jadi mahasiswa bisa masuk mengambil bahan belajar dan tidak berbayar," jelas Nizam.
Baca juga: Satu Mahasiswa UNS Positif Covid-19
Bahkan bahan perkuliahan dari universitas manca negara juga ada di dalam Spada. Misalnya saja dari Harvard University.
Bagi Nizam, Spada menjadi salah satu layanan belajar daring ketika mahasiswa kesulitan mengakses pembelajaran tatap muka. Ke depan Spada akan terus digunakan untuk menjawab tantangan pendidikan di era disrupsi teknologi.
Bahkan pihaknya bersama Kemenristek (Kementerian Riset dan Teknologi) akan merancang Indonesia Cyber Education (ICE). Pembentukan ICE diharapkan terus menggenjot terwujudnya digitalisasi pendidikan di Indonesia.
"Hikmah dari covid-19 ini adalah kita bisa melakukan lompatan luar biasa ke depan. Dengan pengembangan ICE, selesai covid-19 ini kita terus mengembangkan metode pelajaran berbasis daring ini," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id