"Saya berharap dalam kesempatan ini agar Dinas Pendidikan, Kanwil (Kantor Wilayah) Agama mohon membantu guru, anak dan orang tua dengan menetapkan ada kurikulum, Kurikulum Darurat saja saat pandemi ini," kata Retno dalam Rakornas KPAI, Kamis, 27 Agustus 2020.
Kemendikbud memang memberikan alternatif kepada sekolah untuk memilih kurikulum yang dipakai di masa pandemi ini. Ada tiga alternatif, pertama Kurikulum 2013 (K13), Mandiri, dan Kurikulum Darurat.
Menurut Retno, sulit bagi sekolah menggunakan K13 di masa pandemi. Sebab, akan berat untuk mengejar ketuntasannya. "Jangankan pandemi, enggak pandemi aja susah dituntaskan. Sebaiknya itu tidak dipiliih, karena penuh halangan pembelajaran jarak jauhnya," ujarnya.
Baca: Kemendikbud Diminta Gencarkan Sosialiasi Kurikulum Darurat
Selanjutnya Kurikulum Mandiri, sekolah bisa menyusun sendiri kurikulum dan melakukan penyesuaian-penyesuaian. Kurikulum Mandiri, menurut Retno, tidak semua sekolah mempunyai kapasitas untuk menyusunnya.
Pilihan terbaik, kata dia, adalah Kurikulum Darurat, karena materi esensialnya sudah diseusaikan. "Tadinya bertumpuk-tumpuk sekarang tidak," tuturnya.
Retno mengungkapkan hasil temuan KPAI, sekolah-sekolah di daerah ketakutan untuk menentukan sendiri kurikulum. Sebab, khawatir berbeda dengan arahan dinas pendidikan. "Karena kalau nentuin ini, Dinas nentuin lain," ucap dia.
Retno meyakini dinas pendidikan akan lebih mudah jika mengacu kurikulum darurat. Pasalnya jika ada tiga kurikulum akan sulit menilai keberhasilannya.
"Ini harus dihindari, membingungkan nantinya. Lebih baik tetapkan saja, karena kondisinya darurat," ujar Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News