Radit mengaku sangat terhormat dengan diberikannya anugerah ini. Terlebih, penghargaan tersebut diberikan dalam acara BWI Award yang baru pertama kali diselenggarakan.
“Ada banyak tokoh yang dapat, tapi saya dapat yang mewakili akademisi. Jadi, ini baru pertama (terselenggara) dan saya mendapat kehormatan karena ini merupakan yang pertama,” ucap Guru Besar Ekonomi Syariah Unair itu dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 9 Desember 2022.
Semangat membangun dan mengembangkan wakaf Radit memang patut diacungi jempol. Ketua Program Studi Doktor Ekonomi Islam Unair itu aktif mengajar di Tanah Air serta juga menyosialisasikan wakaf hingga ke mancanegara.
“Saya sudah keliling ke berbagai negara untuk presentasi wakaf di Singapura, kemudian Malaysia, kemudian di Afrika Selatan, dan kemudian di Nigeria. Saya menjelaskan wakaf di Indonesia,” beber Radit.
Radit mengatakan Indonesia adalah negara istimewa dengan potensi wakaf luar biasa. Sumber kekayaan alam seperti pantai, juga dapat menjadi objek pemanfaatan wakaf yang sangat baik.
“Negara Indonesia itu pantainya sangat luas sekali. Peran wakaf juga bisa melibatkan peran nelayan,” tutur dia.
Radit bercerita tamu undangan yang hadir selama dia menjelaskan soal wakaf Indonesia di luar negeri sangat antusias. Bahkan, setelah Radit turun dari mimbar presentasi di Afrika Selatan, salah satu undangan mengatakan ingin Indonesia menjadi pusatnya wakaf.
“Nah itulah yang membuat saya semangat pulang ke Indonesia, mengembangkan wakaf dari sisi akademis, melakukan penelitian, pendidikan, dan bersama teman-teman mahasiswa juga buat paper tentang wakaf,” ujar Radit.
Baca juga: Inisiator Wakaf di Instansi Pendidikan, ITS Raih BWI Awards 2022 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News