Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Nadiem Sangat Sulit Ditemui dan Diajak Komunikasi, Aptisi Terpaksa 'Turun ke Jalan'

Ilham Pratama Putra • 20 September 2022 15:30
Jakarta: Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) mengaku sulit sekali bertemu dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi(Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Padahal Aptisi ingin berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi secara resmi dan 'baik-baik' tentang sejumlah isu di dunia pendidikan tinggi kepada orang nomor satu di Kemendikbudristek tersebut. 
 
"Menteri Nadiem sulit kali ketemu sama kita (Aptisi). Ya kita tahu lah Menteri kita sulit sekali untuk berbicara dengan baik-baik," ucap Ketua Umum Aptisi, Budi Djatmiko di YouTube resmi Aptisi Pusat, Selasa 20 September 2022.
 
Menyerah menghadapi Nadiem, Budi pun akhirnya mempersilakan Ketua Yayasan PTS, Dosen, dan para mahasiswa untuk turun sebanyak-banyak ke Jakarta pada tanggal 27-29 September 2022.  Sebab seolah tak ada kesempatan lewat diskusi yang baik dengan Nadiem.

"Kita ingin berdialog dengan Presiden Jokowi dan Menteri Nadiem Makarim. Kita memberi aspirasi, tidak dosa dan tidak bermasalah. Jangan ikuti organisasi yang tidak membela kepentingan saudara-saudara kalian," seru Budi.
 
Rencananya, demo akan dilakukan di beberapa titik, yakni Istana DPR, Kemendikbud Ristek, dan DPR.  Adapun pihaknya meminta agar roh Undang-Undang (UU) Guru dan Dosen tetap ada dalam Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).
 
"Seharusnya roh dari UU Guru dan Dosen dimasukkan dalam RUU Sisdiknas," ucapnya.
 
Aptisi pun meminta pemerintah agar membubarkan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) perguruan tinggi yang berorientasi bisnis semata. "Kami (Aptisi) minta agar dijadikan tidak wajib dan bisa memperpanjang izin," terang dia.
 
Aptisi turut meminta agar Kemendikbudristek membubarkan komite uji kompetensi yang tidak sesuai UU dan kembalikan ke perguruan tinggi. Perlu pengawasan yang lebih ketat terhadap izin prodi saat ini.
 
"Audit kinerja penggabungan PTS yang bertahun-tahun tidak selesai dan perizinan prodi yang lambat dan itu merugikan PTS. Itu merugikan sekali," tegas dia.
 
Aptisi juga menginginkan adanya peningkatan KIP Kuliah untuk PTS yang saat ini masih kecil. Karena, selama ini KIP Kuliah tidak transparan dalam pembagiannya.
 
"Kami juga mendesak agar ujian mandiri PTN dihapuskan, karena merupakan celah korupsi rektor PTN, melemahkan kualitas PTN, dan merugikan PTS," tegas dia.
 
Sebelumnya, setidaknya 1.000 unsur pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) akan melakukan aksi demo di dua titik strategis pada 27-29 September 2022.  Kedua titik aksi tersebut adalah Istana Presiden dan gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
 
Ketua Umum Aptisi (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia), Budi Djatmiko mengatakan, aksi ini akan digelar selama tiga hari dan akan dipusatkan di dua titik.  "Di Istana Kepresidenan dan Kemendikbudristek," kata Budi ketika dihubungi Medcom.id, Minggu, 18 September 2022.
 
Budi juga menegaskan, ada 4.520 perguruan tinggi swasta di Indonesia.  Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 PTS telah mengkonfirmasi kehadirannya dalam aksi demo tersebut. 
 
"Sudah (konfirmasi), dari PTS di bawah Kemendikbudristek, PTS Kesehatan hingga PTS di bawah Kementerian Agama juga akan hadir. Yang sudah bersedia hadir ada 1.000 pimpinan PTS, dan masih akan terus bertambah, mungkin bisa mencapai 3.000 PTS seperti di pertemuan Bali Juli 2022 lalu," sebut Budi.
Baca juga:  Ribuan Pimpinan PTS Siap Geruduk Istana Presiden dan Kemendikbudristek

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan