Rektor Unsoed Akhmad Sodiq menyampaikan salah satu tolok ukur perkembangan suatu perguruan tinggi adalah kuantitas dan kualitas sumber daya manusianya.
"Profesor atau Guru Besar sebagai puncak karier dalam jabatan akademik dosen, tentunya menjadi simbol keunggulan, keberdayasaingan sekaligus kebermaknaan insitusi kampus bagi masyarakat, bangsa dan negara," kata Sodiq dikutip dari laman unsoed.ac.id, Kamis, 22 Desember 2022.
Sodiq mengatakan pemikiran Profesor Slamet Rosyadi dan Profesor Suhestri Suryaningsih tentunya menjadi pancang langkah yang memperkokoh peran Unsoed sebagai pusat keunggulan dalam pengembangan sumber daya perdesaan dan kearifan lokal berkelanjutan.
“Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat perdesaan yang mandiri dan sejahtera, melalui pendekatan administrasi pembangunan dan pengelolaan sumber daya hayati yang berkelanjutan, sejatinya adalah ikhtiar untuk meniscayakan ilmu dan pengetahuan sebesar-besar manfaat bagi kehidupan," kata Sodiq.
Dalam orasi ilmiahnya, Suhestri Suryaningsih menyampaikan judul “Potensi Ikan Famili Cyprinidae Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu”. Dia menjelaskan Familia Cyprinidae merupakan salah satu familia ikan air tawar yang mendominasi perairan sungai di DAS Serayu, terutama di beberapa anak sungainya.
Dari 9 spesies yang ada, terdapat dua spesies yang berpotensi secara ekonomik namun belum dapat dibudidayakan yaitu ikan brek (S. rubripinis) dan ikan palung (H. macrolepidota). Suhestri mengatakan untuk dapat memanfaatkan secara ekonomis dan melakukan konservasi maka sangat dibutuhkan penelitian lanjutan yang meliputi manipulasi habitat buatan untuk kedua spesies ikan ini.
Suhestri menyampaikan perkembangan ilmu dan praktik budidaya ikan terutama domestikasi ikan liar sangat membutuhkan ilmu taksonomi, khususnya dalam konteks peningkatan kepraktisan dan ketepatan identifikasi ikan di lapang. Ketepatan identifikasi ikan merupakan kunci keberhasilan domestikasi ikan liar.
Sementara itu, Slamet Rosyadi dalam orasi ilmiahnya menyampaikan judul “Administrasi Pembangunan yang Resilient Dan Collaborative Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Di Era Bani (Brittle, Anxious, Nonlinear, and Incomprehensible)”. Dia menjelaskan administrasi pembangunan ke depan perlu mengembangkan karakter resilient dan kolaboratif untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dia menyebut dua karakter ini dibutuhkan untuk menjawab tantangan dunia yang semakin rapuh (Brittle), mencemaskan (Anxious), tidak linear (nonlinear), dan sulit dipahami (Incomprehensible). Slamet mengatakan tantangan global pasca pandemi covid-19 tidak dapat lagi dikelola dengan pendekatan konvensional dan tradisional, tetapi membutuhkan pendekatan administrasi pembangunan yang tangguh dan kolaboratif.
"Dengan demikian, upaya-upaya untuk mengembangkan kapasitas administrasi pembangunan mutlak dilakukan secara berkelanjutan," kata Slamet Rosyadi.
Baca juga: Tim PKM Unsoed Temukan Inovasi Baru Pembuatan Antibakteri Pseudomonas Aeruginosa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id