Orang tua enggan memasukkan anaknya ke sekolah swasta. Alasannya, mulai dari kualitas hingga biaya tinggi yang mesti dikeluarkan.
Selain itu, tak ada pula skema yang memungkinkan sekolah swasta dapat menampung siswa yang tak lolos sekolah negeri melalui PPDB. Penyelesaian masalah ini tak kunjung tampak.
Pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina, Totok Amin, mengamini keberadaan sekolah negeri yang tak sesuai kebutuhan menjadi pemicu masalah. Saat ini, kata dia, jumlah sekolah negeri dan swasta beda tipis.
"Porsi sekolah swasta sekitar 48 persen, tetapi kalau dirunut dari SD sampai SMA," beber Totok kepada Medcom.id, Senin, 31 Juli 2023.
Dia mengungkapkan jumlah sekolah pada Tahun Ajaran 2019/2020 sebelum covid-19 mencapai 149 ribu jenjang SD, 40.600 SMP, dan 14 ribu SMA ditambah 14.300 SMK. Jumlah itu sudah termasuk sekolah negeri.
Bahkan, kata dia, bila melihat per jenjang, sekolah negeri jumlahnya lebih sedikit dari sekolah swasta. "Tetapi kalau dirunut dari SD sampai SMA, maka porsi sekolah negeri makin kecil dibandingkan dengan swasta," beber dia.
Totok mengatakan PPDB paling getir ada di jenjang SMA. Siswa SMP yang lulus dan akan masuk ke SMA menjadi isu paling heboh dalam PPDB tiap tahunnya.
"Makanya, heboh PPDB yang paling banyak di jenjang SMA. Siswa SMP yang lulus seperti masuk ke lubang jarum untuk ke SMA negeri, karena jumlahnya sedikit," tutur dia.
Baca juga: PPDB Bermasalah, Anies: Karena Jumlah Bangku |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News