"Itu adalah bagian dari kekuatan kita. Jadi kita harus membangun yang dikenal dengan brain circulation pertukaran otak, pertukaran pemikiran jadi ketika para diaspora itu berada di luar negeri kita harapkan mereka bisa meng-update ilmu pengetahuan dari luar negeri ke para akademisi di dalam negeri," kata Nizam dalam acara World Scientific Forum of Indonesia (WSFI), di Bali, Selasa, 14 November 2023.
Para diaspora itu, kata dia, tersebar di berbagai negara. Mulai dari negara-negara di benua Eropa, Amerika juga Asia seperti Jepang dan Korea.
Ia berharap diaspora yang berada di luar negeri ini juga bisa bersaing dengan para pakar dari berbagai negara. Sehingga diaspora Indonesia juga dapat ikut berkontribusi terhadap kemajuan dunia tapi sekaligus juga berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia
"Pakar-pakar Indonesia yang ada di luar negeri menjadi profesor di negara-negara maju, bekerja di pusat-pusat industri dunia," kata dia.
Ia meminta pada masyarakat tak mengangap keberadaan diaspora di luar negeri sebagai satu kehilangan. Karena para diaspora tersebut juga akan kembali ke Indonesia dalam berbagai bentuk.
"Itu tidak menjadi kehilangan buat kita, di saat apa? di saat kita membawa kembali ilmu mereka. Bisa balik ilmunya, bisa balik jaringannya, bisa balik orangnya. Semuanya bermanfaat," ungkapnya.
Baca juga: WSFI Kumpulkan Ratusan Rektor hingga Diaspora Bangun Kolaborasi Riset dengan Industri |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News