Guru Besar Ilmu Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI), Anom Bowolaksono, menegskan bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia dan merupakan bakteri alami yang terdapat di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Beberapa negara, seperti Australia dan Singapura juga telah menerapkan inovasi ini dan berhasil efektif menekan laju kasus DBD.
“Masalah bagi manusia adalah bagaimana menurunkan angka penderita DBD. Sampai saat ini, penyakit DBD masih belum ada obatnya, maka dari itu salah satu alternatifnya adalah memutus rantai vektor dengan cara menekan populasi nyamuk pembawa virus dengue," kata Anom melalui siaran pers, Jumat, 1 Desember 2023.
Anom menjelaskan untuk terjadinya wabah atau penyakit, harus dilihat dari jumlah vektor dan jumlah penderita. Apabila jumlah vektornya turun, penyakit tidak akan tertular dengan baik dan berujung pada penurunan angka penyebaran.
Dia menuturkan secara penelitian bakteri Wolbachia mampu mengurangi kapasitas nyamuk dengan menyasar pada jaringan reproduksi. Apabila bakteri Wolbachia pada hewan Jantan, maka akan membuat nyamuk Jantan tersebut menjadi lebih feminin dan tidak bisa menghasilkan spermatozoa.
Begitu pun pada hewan betina, Wolbachia akan menyerang jaringan reproduksi dan menyebabkan nyamuk betina tidak bisa bertelur. Nantinya, nyamuk menjadi tidak berkembang dan tidak mampu menularkan virus dengue pada manusia yang terkena gigitan.
Anom menjelaskan nyamuk yang telah berbakteri Wolbachia tidak ada kaitannya dengan penyakit radang otak atau Japanese encephalitis, seperti yang belakangan banyak menjadi perbincangan di media sosial.
“Penyakit radang otak Japanese encephalitis memang disebarkan oleh nyamuk. Namun, nyamuk yang menyebarkannya atau sebagai vektornya adalah nyamuk Culex. Sedangkan, yang diinfeksi bakteri Wolbachia di negara kita ini adalah nyamuk Aedes aegypti,” tegas dia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Maxi Rein Rondonuwu memastikan penyebaran nyamuk Wolbachia aman. Inovasi ini juga telah melalui kajian dan analisis risiko dengan melibatkan peneliti top di Indonesia.
Dia menyampaikan dalam pelaksanaannya tetap memerlukan monitoring dan evaluasi berkala. Sehingga, dapat terus memantau dan mengetahui perkembangan dari penyebaran nyamuk Wolbachia.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, juga menyampaikan terdapat lima kota yang direncanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam penyebaran nyamuk Wolbachia, yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang. Wilayah ini menjadi sasaran uji coba didasari atas laju kasus dengue yang relatif tinggi, yakni di atas rata-rata global mencapai 10 per 100.000 populasi.
Baca juga: Cek Faktanya! Ini 3 Hoaks Nyamuk ber-Wolbachia yang Perlu Diluruskan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News