"Kami menjamin di UNS tidak ada, apalagi UNS ini merupakan kampus yang memproklamirkan diri sebagai benteng Pancasila," kata Wakil Rektor I UNS, Sutarno, di Solo, Jumat, 23 November 2018.
Ia mengatakan, selama ini UNS selalu menjunjung tinggi toleransi terhadap perbedaan, khususnya dari sisi agama. "Bahkan di lingkungan kampus ini ada masjid, katedral, gereja, Wihara dan pura. Ini semua ada dalam satu lokasi. Selama ini tidak pernah ada gesekan-gesekan," sebut Sutarno.
Baca: Terindikasi Radikal, Empat Dosen Dalam Pembinaan
Sebagai upaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal tersebut, pihaknya sudah membuatkan insert yang berisi tentang ajaran antiradikalisme dan antiterorisme. "Insert ini disampaikan oleh dosen sekitar lima menit sebelum dosen itu mengajar. Jadi di situ juga ada wawasan kebangsaan. Semua dosen harus mengetahui itu,"katanya.
Ia juga memastikan akan ada sanksi yang menunggu para dosen maupun mahasiswa yang terbukti membawa, bahkan mengajarkan paham radikalisme di lingkungan pendidikan UNS. "Untuk memastikan kampus bersih dari aktivitas tersebut, kami bekerja sama dengan aparat Kepolisian dan TNI untuk memantau kondisi kampus. Bahkan kami juga minta informasi dari mereka, kalau memang ada maka akan kami tindak lanjuti," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News