Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Bina Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan Tradisi menggelar Sembah Kasada Bhumi Hila-Hila Tengger bertajuk "Seuntai Harapan Masyarakat Bhumi Hila-Hila dalam Yadnya Kasada". Acara berlangsung pada 10-11 Juni 2025 di kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.
Acara tak cuma berisi ritual kasada, namun juga gelar kesenian khas Tengger. Selain itu, ada juga dialog budaya, pameran pangan lokal dan kuliner tradisional serta prosesi pengukuhan warga kehormatan sesepuh Masyarakat Tengger kepada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Fadli mengatakan kegiatan tersebut sebagai bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya dan penguatan peran masyarakat adat di Indonesia. Ia menilaii ritual ini adalah bentuk harmoni alam, budaya dan religi.
"Lewat ritual tahunan 2025 Sembah Kasada Bhumi Hila-Hila Tengger, suku Tengger berupaya memperkuat hubungan spiritual dengan leluhur sekaligus menjaga kehidupan yang harmoni dengan alam," kata Fadli dalam keterangannya, Rabu, 11 Juni 2025.
Fadli menyebut upacara Yadnya Kasada memiliki akar sejarah yang dalam dan erat kaitannya dengan legenda suku Tengger. "Upacara Yadnya Kasada bukan sekadar ritual adat, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat Tengger. Ritual ini melambangkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta," tutur dia.
Baca juga: Warga Tengger di Ranupani Lumajang Gelar Ritual Adat Unan-unan |
Ritual Yadnya Kasada setiap tahun dilaksanakan oleh masyarakat Tengger di kawasan sakral Gunung Bromo. Ini merupakan ritual penting melambangkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atau bagi suku Tengger disebut Hong Pukulun.
Dalam ritual ini, masyarakat melarung persembahan berupa hasil bumi dan ternak ke kawah Gunung Bromo. Prosesi itu dilakukan untuk mengenang pengorbanan leluhur warta Suku Tengger yaitu Raden Kusuma.
Menurutnya, melalui ritual Yadnya Kasada dan tradisi lainnya seperti Unan-Unan, Entas-Entas, dan Karo, masyarakat Tengger terus merawat filosofi hidup harmonis yang menjaga keterhubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta. Tradisi ini juga dipercaya menjadi penopang ketahanan pangan lokal dengan harapan hasil panen sayur-mayur dan jagung yang berlimpah serta laku di pasaran.
Prosesi Sembah Kasada Bhumi Hila-Hila Tengger menjadi momentum penting menjawab tantangan tersebut. Sekaligus menindaklanjuti rekomendasi Konferensi Dukun Pandita 2024.
Konferensi itu menghasilkan kesepakatan pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat Tengger. Kemudian, pelibatan aktif masyarakat Tengger dalam pengelolaan konservasi dan pariwisata di Bromo serta fasilitasi program pemajuan kebudayaan Tengger oleh kementerian dan dinas terkait.
Sembah Kasada Bromo 2025 menjadi momen budaya yang mengagumkan dan penuh makna. Ritual ini tidak hanya memperlihatkan kekayaan budaya suku Tengger, tetapi juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id