Respons dari masyarakat dinilai sangat wajar. Terlebih, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem bernegara, khususnya politisi masih rendah.
"Kepercayaan publik terhadap politisi, terhadap infrastruktur politik yang sudah ada itu belum maksimal," kata Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, dalam siaran YouTube Bagus Muljadi dikutip Senin, 14 April 2025.
Ia mengatakan dalam aksi demo, suara mahasiswa khususnya kampus sangat diperlukan. Sebab, kampus memiliki akses dan informasi serta kajian lebih matang dalam melihat satu gejala politik.
"Nah sehingga memang civil society khususnya kampus suaranya masih sangat diperlukan dalam mewarnai proses demokratisasi di Indonesia," ungkap dia.
Baca juga: Mahasiswa Demo 'Indonesia Gelap', Begini Respons Kemendiktisaintek |
Namun, ia memberikan catatan kepada para mahasiswa. Arif mengatakan demo bukan menu utama bagi mahasiswa atau tugas utama bagi mahasiswa.
"Jadi demo itu bumbu. Kalau memang terpaksa ya demo," kata dia.
Arif menuturkan ada cara lain yang lebih elegan dibandingkan dengan demo. Mahasiswa bisa datang dengan misi dialog ke pemangku kepentingan.
"Anda yang paling elegan adalah datang ke kementerian, ke DPR, dialog membawa aspirasi macam-macam. Tapi ketika memang sebuah keputusan sudah buntu ya why not," ujar dia.
Mahasiswa diharapkan bisa melihat momentum tepat untuk berdemo atau tidak. "Jadi, bisa memilih tema, momen untuk kapan harus aksi massa, kapan harus berdialog, kapan berdiskusi, kapan berdebat, harus memiliki kemampuan untuk memilah, milih itu. Jangan kemudian ada isu, demo, ada isu demo, itu artinya demo sebagai menu bukan bumbu," kata Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id