Fisikawan Robert Myers. Medcom.id/Renatha Swasty
Fisikawan Robert Myers. Medcom.id/Renatha Swasty

Rasa Selalu Ingin Tahu Peneliti Hasilkan Solusi Masa Depan, Tak Sebatas Kesuksesan Saat Ini

Renatha Swasty • 29 November 2024 09:03
Bali: Berbagai penelitian yang membuahkan solusi untuk kehidupan manusia saat ini merupakan akar dari rasa ingin tahu para peneliti di masa lalu. Hal ini pula yang mesti ada dalam diri peneliti saat ini untuk membawa pada solusi terobosan yang akan membentuk masa depan.
 
"Kemampuan kita untuk mempertanyakan, membayangkan, dan berpikir adalah mesin yang paling kuat," kata Fisikawan Robert Myers dalam kuliah umum di Tsinghua Southest Asia Center bertema Why We Explore di UID Bali Campus, Serangan, Bali, Kamis, 28 November 2024.
 
Dia menuturkan peneliti-peneliti seperti Albert Einstein yang menemukan teori relativitas dan James Clerk Maxwell yang menulis hukum magnetisme dan kelistrikan di masa lalu tidak pernah berpikir penelitiannya bakal dipakai untuk meneliti lubang hitam hingga membuat ponsel dan GPS.

Atau rasa ingin mencari tahu soal genetik tubuh manusia hingga protein di sel-sel yang berujung pembuatan  vaksin. Hingga akhirnya bisa dibuat Vaksin Covid-19 hanya dalam waktu 11 bulan dan menyelamatkan jutaan umat manusia beratus-ratus tahun kemudian.
 
"Riset dasar, rasa ingin tahu dari penelitian sangat penting bukan karena kita tahu itu akan membuahkan hasil, tetapi karena itu meletakkan dasar untuk dunia yang berbeda. Pekerjaan mendalam yang kita lakukan hari ini memungkinkan solusi langsung untuk lebih banyak hal," ujar dia.
 
Myres menyebut penelitian atas dasar rasa ingin tahu juga bisa membawa riset tak cuma ada di horizon masalah yang ada. Lebih dari itu bisa melebihi imajinasi, bahkan bisa dinikmati cicit kita di kemudian hari.
 
"Dunia kita saat ini menghadapi masalah yang mendesak. Masalah-masalah tersebut sangat nyata dan kita harus menghadapinya dengan kecepatan, kreativitas, dan energi. Namun, kita tidak boleh membatasi cakrawala kita dengan masalah-masalah kita, karena cakrawala imajinasi kita jauh lebih besar daripada cakrawala dunia kita," tutur dia.
 
Pendiri dan pengembang Perimeter Institute itu menyebut penelitian berbasis rasa ingin tahu membawa bangsa kita ke dunia baru. Dunia yang berkembang dan menciptakan lebih banyak hal untuk semua orang. Penelitian menciptakan kesehatan, kekayaan, menggerakkan kita melintasi samudra dan ruang angkasa.
 
Baca juga: Kabar Baik dari Inggris, Penelitian Mahasiswa Indonesia Soal Sel Punca Raih Hak Paten

Myres menekankan solusi untuk tantangan terbesar saat ini dan jalan menuju masa depan yang penuh dengan kemungkinan terletak pada kemampuan kita untuk membuka sumber daya terbesar umat manusia, yaitu pikiran.
 
"Melalui keingintahuan, melalui eksplorasi, dan pengejaran pengetahuan, kita memberdayakan sumber daya ini. Ini adalah investasi yang tidak hanya untuk memecahkan masalah, tetapi juga untuk mendefinisikan kembali apa yang mungkin, menginspirasi dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang," ujar peneliti asal Kanada itu.
 
Dia mengajak peneliti untuk tidak membiarkan cakrawala masalah jauh lebih kecil ketimbang cakrawala imajinasi. "Cakrawala kita tentang apa yang mungkin dan tak terbayangkan begitu besar, kaya, dan indah. Jadi, semoga kita semua terus mencari cakrawala itu," ujar dia.
 
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Stella Christie, mengamini pentingnya riset yang tak cuma berdasarkan masalah yang ada saat ini. Dia mengatakan masalah terus ada untuk tahun-tahun ke depan sehingga penting untuk investasi pada riset dasar dan riset terapan.
 
"Dan sekarang pun kita bisa lihat dari program Pak Prabowo (Presiden Prabowo Subianto) untuk menguatkan hilirisasi. Kalau kita lihat 28 komoditas yang sangat penting untuk hilirisasi, itu semuanya kalau kita tanya bagaimana cara kita bisa menghilirisasi? Tidak ada yang lain dari kita harus berdasarkan riset," tegas dia.
 
Stella menyebut inilah pentingnya riset dasar maupun riset terapan untuk mengolah nikel, mengolah vaksin, mengolah coklat menjadi hal lebih.
 
"Kalau kita hanya melakukan riset yang berdasarkan sekarang, problem yang ada sekarang, itu juga harus ada. Tapi kalau seluruhnya itu, nanti di masa depan tahu-tahu ada problem baru, kita tidak bisa memecahkan masalah itu," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan