Arif dibimbing langsung Profesor Yorifumi Satou. Program ini diikuti peneliti lain dari berbagai negara, seperti Bangladesh, Malaysia, Mesir, hingga Jepang.
Arif bercerita telah mengenal Profesor Satou sejak 2017 saat ia magang penelitian di The International Research Center for Medical Sciences (IRCMS), Kumamoto University. “Untuk program ini saya kembali menghubungi beliau pada Oktober 2023 dan berkesempatan berangkat tiga bulan setelahnya,” ungkap Arif dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 31 Januari 2024.
Pada program magang penelitian ini, Arif berkesempatan mempelajari virus pada tubuh manusia. Seperti HIV-1 (Human Immunodeficiency Virus Type 1), HTLV-1 (Human T-cell Leukemia Virus Type 1), SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2), dan BLV (Bovine Leukosis Virus).
“Hal yang saya pelajari berkaitan dengan virologi, utamanya pada aspek genomik dan transkriptomiknya,” beber dia.
Arif mengaku mendapat banyak hal dari pengalaman ini, salah satunya kesempatan mengenal budaya Jepang lebih dalam. “Manfaatnya banyak seperti meningkatkan kemampuan saat di laboratorium, memperluas jejaring internasional, dan mengenal lebih banyak bahasa serta budaya Jepang,” ujar dia.
Setelah pulang ke Indonesia, Arif akan tetap fokus untuk mempelajari tentang virus. Nantinya, beberapa ide-ide baru akan dibawa ke Indonesia untuk diteliti lebih lanjut dan memperluas peluang kolaborasi internasional.
Arif mengatakan kesempatan magang ini merupakan pengalaman sangat menyenangkan. “Magang di Jepang memberikan kesempatan yang baik untuk melihat bagaimana penduduk setempat bekerja dengan sangat efisien dan disiplin. Budaya semacam ini bagus untuk membentuk ritme bekerja ketika kembali ke Indonesia,” tutur dia.
Dia juga bertekad ilmu pengetahuan yang ia dapat akan membawa bidang ilmu virologi lebih berkembang. “Ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru yang ada di negara maju dapat diadopsi dan diterapkan di Indonesia, utamanya pengembangan bidang ilmu virologi di Unair,” ujar Arif.
Baca juga: Peneliti Unair Paparkan Inovasi Terapi Kanker Serviks dengan Daun Srikaya di Jepang |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News