Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Pakar Geografi UI Menekankan Perlunya Kedisiplinan Individu Mengatasi Pemanasan Global

Renatha Swasty • 25 April 2024 12:03
Jakarta: Ketua Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI), Supriatna, mengatakan saat ini Indonesia mengalami tantangan besar dalam penanganan masalah perubahan iklim. Termasuk pemanasan global yang meliputi peningkatan suhu global, kenaikan air muka laut, efek rumah kaca, dan bencana hidrometeorologi lainnya.
 
Pemanasan global adalah gas yang dihasilkan terutama dari kendaraan bermotor dan industri, seperti karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO), yang dilepas ke atmosfer bumi dan dipancarkan kembali dari proses radiasi matahari berupa panas yang diserap oleh permukaan bumi.
 
Isu-isu perubahan iklim dan pemanasan global sudah menjadi perhatian khusus bagi semua lapisan masyarakat di seluruh dunia. Sebagai bentuk dukungan dalam melindungi lingkungan, 22 April ditetapkan sebagai Hari Bumi atau Earth Day di lebih dari 175 negara.

Dampak pemakaian energi fosil (kendaraan bermotor, industri) dapat menyebabkan polusi, efek gas rumah kaca, hujan asam, hingga pemanasan global. Hasil pembakaran energi fosil juga berdampak buruk bagi kesehatan.
 
Sementara itu, perubahan tutupan atau penggunaan lahan (landcover/landuse) dari penggunaan lahan bervegetasi ke penggunaan lahan terbangun turut memperburuk kondisi bumi. Supriatna menuturkan ada beberapa faktor yang menyebabkan efek rumah kaca.
 
Yaitu penggunaan bahan bakar fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam untuk keperluan energi dan transportasi. Salah satunya, penggunaan batubara terus-menerus dapat menghasilkan emisi gas efek rumah kaca, terutama pada gas karbondioksida (CO2).
 
“Sekitar 80 persen listrik di Indonesia masih diproduksi dengan batubara, hal ini berarti penggunaan listrik berlebih juga akan mengakibatkan lapisan ozon cepat menipis akibat memproduksi batubara secara berlebihan,” kata Supriatna dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 April 2024.
 
Penggunaan air berlebih juga akan berdampak pada lingkungan. Konsumsi air permukaan dan atau air tanah berlebih akan mengakibatkan lapisan tanah rusak dan tercemar.
 
Hal ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga pada kesehatan manusia karena hasil produksi air bersih (PAM) dari air permukaan (sungai atau danau) yang sudah tercemar akan dikonsumsi oleh manusia. Air tanah yang sudah tercemar (industri atau intrusi) apabila dikonsumsi tidak baik untuk tubuh manusia.
 
Supriatna menyebut perlu langkah-langkah penghematan listrik dan air, baik di rumah maupun tempat bekerja. Dia menekankan perlu ada kedisiplinan dari individu, terutama orang tua dalam mengawasi penggunaan listrik oleh anak-anaknya, serta mengambil langkah-langkah untuk mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan.
 
Penghematan air juga harus diterapkan dalam aktivitas sehari-hari, seperti saat mencuci piring dan mencuci baju. Kedisiplinan ini juga perlu diterapkan di lingkungan kantor.
 
Bahkan, pada suatu kawasan atau institusi besar juga perlu mengimplementasikan kebijakan penghematan dalam penggunaan listrik di ruangan dan penggunaan keran air.
 
Saat ini, Indonesia telah berupaya melakukan pemanfaatan energi terbarukan antara lain dengan pemanfaatan sinar matahari yang ditangkap panel surya untuk menghasilkan energi listrik. Lalu, tenaga angin sebagai pergerakan udara dengan potensi menggerakkan turbin yang digunakan untuk menghasilkan energi kinetik dan energi listrik.
 
Kemudian, biomassa meliputi biodiesel, biotaenol, dan biogas. Namun, energi terbarukan tidak memberikan sifat konstan dan hanya terdapat di daerah-daerah tertentu sehingga penggunaannya tetap terbatas, seperti sumber energi dari geothermal.
 
Supriatna berharap pemerintah dapat menetapkan kebijakan dan program rutin setiap tahun atau setiap bulan untuk menggalakkan kegiatan konservasi energi dan air, seperti pemadaman listrik pada jam-jam tertentu. Selain itu, perlu ditingkatkan kesadaran dan disiplin dalam menjaga lingkungan dengan mengelola sampah, listrik, dan air secara efisien demi menghemat sumber daya.
 
Upaya edukasi juga dapat dipengaruhi dorongan dari individu atau kelompok seperti dosen, guru, dan mahasiswa melalui program pengabdian masyarakat, kerja lapang, dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
 
Baca juga: Pengertian Pemanasan Global, Dampak hingga Cara Mengatasinya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan