Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan. Foto: Tangkapan layar YouTube Abdel Achrian
Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan. Foto: Tangkapan layar YouTube Abdel Achrian

Kisah Anies Kejar Beasiswa AFS: Ke Tempat Tes Tanpa Daftar hingga Jadi Pembicara di Forum Internasional

Ilham Pratama Putra • 04 Januari 2024 17:44
Jakarta: Keinginan Anies Baswedan untuk belajar di luar negeri akhirnya tercapai saat dia duduk di bangku kelas 2 SMA. Ada cerita unik di balik kepergiannya mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat itu.
 
Calon Presiden Nomor Urut 1 itu mengungkapkan sudah sangat ingin belajar di Amerika Serikat sejak SMA. Tiba-tiba saja ketika tengah ada kegiatan di sekolahnya, dia seperti mendapat jalan terbuka.
 
Ketika itu, Anies masih duduk di bangku SMA kelas 1, saat kegiatan itu, temannya tidak datang. Usut punya usut, si temannya tengah ikut tes beasiswa AFS 

"Kebayang enggak? Kita lagi kepengin sesuatu, terus dengar bahwa teman kita lagi tes dan kita enggak tahu kalau ada tes. Tahu ada pendaftaran aja enggak," kenang Anies dalam siaran YouTube Abdel Achrian, Wawancanda Anies Baswedan-Kayu Manis," dikutip Kamis, 4 Januari 2024.
 
Saat itu juga, Anies yang akhirnya mengetahui lokasi tes, langsung menyusul ke lokasi, tepatnya di SMAN 1 Yogyakarta. Sesampainya di SMAN 1 Yogyakarta, Anies telah terlambat  dan tes sudah dimulai.
 
Anies saat itu juga diadang oleh panitia. Bukan cuma karena terlambat, tapi belum mendaftar tes.
 
"Wah saya itu lemas. Lalu dia nanya, Anda ini kelas berapa? Saya kelas 1. Oh, nanti tahun depan. Jadi, memang untuk yang sudah kelas 2 SMA. Wah, gitu lega saja kayaknya. Jadi, akhirnya saya tahun depan mendaftar," cerita dia.
 
Saat mendaftar di tahun depannya, Anies dinyatakan lolos seleksi. Dari Yogyakarta, ia menjadi satu dari tiga siswa yang terpilih untuk berangkat.
 
Dia mendapatkan kesempatan pertukaran pelajar selama satu tahun. Berkat beasiswa itu, Anies mendapatkan dua ijazah dari Amerika dan Indonesia, meski akhirnya ia harus lulus dari SMA setelah tahun keempat.
 
"Iya setahun hilang. Tapi malah saya bilang ini kayak ketapel. Ditarik ke belakang, dilemparin ke depan. Itu pengalaman ya. Luar biasa," tutur Anies.
 
Selama menjalani program AFS, Anies merasa tak cuma sebagai warga Yogyakarta dan Indonesia, melainkan juga menjadi warga dunia. Saat di Amerika, ia belajar lebih banyak tentang Indonesia.
 
Ibarat sebuah rumah, Anies baru tahu bentuk rumahnya ketika berada di luar rumah. "Pada saat itulah selama saya menjalani pertukaran pelajaran SMA itu, saya harus bercerita tentang Indonesia di berbagai forum. Jadi, saya dipaksa berpidato, menjelaskan tentang Indonesia, menjelaskan tentang Islam di masyarakat Amerika," ungkap dia.
 
Selama menjalani program, ibu asuh atau ibu pendamping program AFS selalu mempromosikan Anies dan rekan-rekannya ke komunitas gereja. Apabila ada orang yang ingin belajar tentang Indonesia dan Islam, Anies bisa menjadi pilihan.
 
"Jadi, saya diputerin tuh. Mungkin di sana lebih dari 20 sampai 25 forum selama satu tahun saya di sana rutin (berpidato). Nah itu pengalaman yang saya dapat," cerita Anies.
 
Baca juga: Ini Cara Anies Baswedan saat Dinyatakan tidak Lolos Beasiswa Fulbright Amerika

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan