Kampus UNS.  Foto: UNS/Humas
Kampus UNS. Foto: UNS/Humas

Penguasaan Bahasa Jawa di Kalangan Milenial Turun Drastis

Citra Larasati • 25 Maret 2021 11:40

 
Perhatikan Kebijakan
 
Melihat perkembangan bahasa Jawa tersebut, Supana dan Djoko menyampaikan kritik dan sarannya. Mereka memberi pandangan dalam lingkup pendidikan formal, pendidikan keluarga, serta kebijakan pemerintah.

Pertama, Supana mengulik masalah jam pelajaran Bahasa Jawa yang diberikan 2 jam per minggu. Padahal, belajar tentang Jawa bukan hanya mencakup bahasanya saja, tetapi juga aksaranya, seni tradisionalnya, dan lain-lain.
 
Hal tersebut tidak terlepas dari kedudukan mata pelajaran bahasa daerah yang hanya sebagai muatan lokal, sehingga dalam mempelajari bahasa daerah ini siswa menjadi kurang serius. Maka dari sisi pendidikan di sekolah, Dr. Supana menyebut pelestarian bahasa Jawa kurang memadai.
 
Kemudian dari segi guru, Supana menyebut banyak sekali guru pelajaran Bahasa Jawa justru tidak berlatar belakang pendidikan bahasa Jawa. Banyak guru yang dipaksakan untuk membidangi bahasa Jawa.
 
“Saya rasa ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Dalam pendidikan perlu diperhatikan lagi kebijakannya. Bahasa daerah bukan hanya masalah bahasa, tapi menyatu dengan sikap. Gurunya juga harus betul-betul yang sesuai bidangnya. Kemudian perlu meningkatkan peran bahasa daerah,” ungkap Supana.
 
Tidak hanya lingkup pendidikan formal, di lingkup keluarga pun saat ini kebanyakan memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya meskipun tinggal di daerah dengan bahasa Jawa. Khususya di lingkungan kota yang memang sudah heterogen.
 
Kalaupun menggunakan bahasa Jawa, sudah sangat jarang yang memperhatikan tingkat tutur dan lebih sering berbahasa Jawa ngoko meskipun dengan orang yang lebih tua. Terkait hal ini, Djoko menuturkan pentingnya peran keluarga untuk berbicara dan melatih anak menggunakan bahasa Jawa agar mereka terbiasa. Jika orang tua menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan benar, maka anak akan mencontoh.
 
Di sisi lain yang tidak kalah penting adalah memulai dari diri sendiri. Yakni berupaya menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari dengan teman sedaerah.
 
“Kepada para mahasiswa dan alumni, saya selalu berpesan untuk selalu menggunakan bahasa Jawa. Tidak boleh malu dan tidak boleh gengsi. Bahasa Jawa dengan berbagai jenisnya merupakan peninggalan dari nenek moyang yang harus selalu kita jaga, lestarikan, dan kembangkan,” tutur Djoko.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan