Dosen Program Studi Fisioterapi, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), Riza Pahlawi, menjelaskan infeksi covid-19 yang terjadi pada paru-paru dapat mencapai jantung. Apabila virus covid-19 sampai ke jantung dan menyebabkan infeksi, akan terdapat abnormalitas pada jantung, seperti inflamasi, fibrosis, hingga cardiac problem, seperti myocarditis dan pericarditis.
Atlet profesional yang terinfeksi covid-19 memiliki kondisi berbeda dan dapat disertai gejala (symptomatic) atau tanpa gejala (asymptomatic). Hal tersebut dipengaruhi dan tergantung pada sistem imun masing-masing individu.
“Meskipun terdeteksi (ada) masalah pada sistem kardiorespirasi, atlet tetap harus melakukan latihan. Tetapi, latihan yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki sistem kardiorespirasinya," kata ahli di bidang fisioterapi olahraga dan kardiorespirasi itu melalui siaran pers, Jumat, 22 Desember 2023.
Sehingga, kata dia, intensitas latihan akan lebih rendah dibandingkan dengan latihan yang biasa dilakukan. Program latihan dilaksanakan bertahap karena pembatasan latihan untuk intensitas moderate-high harus dilakukan agar tidak memperparah inflamasi jantung.
Mulai dari latihan dengan intensitas rendah hingga kemudian intensitasnya ditingkatkan bertahap. Adapun rekomendasi latihan yang dianjurkan adalah latihan yang bersifat aerobik dan intensitasnya low-moderate.
Penentuan dosis latihan dapat menggunakan persentase maximum heart rate (HRmax), yang dapat dihitung dengan cara 220-usia. Apabila atlet harus melakukan latihan aerobik dengan dosis intensitas low-moderate, perhitungan intensitasnya adalah 50-75% HRmax.
Riza menjelaskamn proses inflamasi jantung dapat terus terjadi pascapenanganan pada pasien. Sehingga, perlu dilakukan pemeriksaan rutin selama enam bulan setelah terdiagnosa sebelum akhirnya dinyatakan sehat dan dapat kembali ke cabang olahraganya.
“Isu Long-Covid syndrome yang semakin nyata di masyarakat diharapkan dapat menjadi perhatian bagi atlet agar melakukan pemeriksaan detail, khususnya atlet yang sebelumnya memiliki riwayat terinfeksi covid-19,” tutur Riza.
Dia menyebut ketika atlet terinfeksi covid-19 dan mengalami inflamasi di jantung, maka program fisioterapi yang sangat efektif dan direkomendasikan dengan intensitas low-moderate adalah latihan aerobik seperti jogging, jalan cepat, dan jalan jarak jauh; latihan ketahanan; serta latihan pernapasan.
Berbagai latihan tersebut diharapkan dapat membantu atlet tetap mempertahankan kondisi kapasitas fungsionalnya dan memberi waktu pada jantung untuk recovery dan kembali normal. Sehingga, atlet dapat kembali berolahraga dengan intensitas seperti semula.
| Baca juga: Guru Besar UI Tegaskan Nyamuk Wolbachia Tidak Menginfeksi Manusia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id