Kompleks olahraga ini dinamai demikian untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia yang merupakan tokoh pencetus gagasan pembangunan kompleks GBK. Simak yuk sejarah GBK dari awal pendirian dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud:
Gedung olahraga ini dibangun mulai 8 Februari 1960 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Asian Games 1962. GBK diresmikan pada 24 Agustus 1962 yang diadakan bertepatan dengan hari pembukaan Asian Games.
Tujuan awal pembangunan GBK karena Presiden Soekarno menginginkan kompleks olahraga untuk Asian Games IV 1962. Momen tersebut ialah kali pertama kawasan olahraga Indonesia menjadi tempat perhelatan olahraga berskala internasional.
Setelah itu, gelaran internasional Games of the New Emerging Forces (Ganefo) ke-1 pada 1963 juga digelar di stadion GBK. Saat itu, Presiden Soekarno juga berharap kompleks stadion GBK dijadikan sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka tempat warga berkumpul.
Sebuah konstruksi khusus yang dibangun adalah atap baja besar yang membentuk cincin raksasa dan melindungi penonton dari hujan dan panas yang disebut Bung Karno sebagai Temu Gelang. Pada Masa Orde Baru, GBK sempat berganti nama menjadi Gelora Senayan, kemudian kembali lagi menjadi Gelora Bung Karno seperti semula sesuai Surat Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2001.
Setelah mengalami renovasi besar-besaran selama kurang lebih dua tahun dan rampung pada 2018, stadion GBK kembali dibuka untuk menyambut Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018. Kompleks GBK merupakan kompleks olahraga tertua dan terbesar di Indonesia, juga di Asia Tenggara.
Setelah direnovasi, Stadion GBK juga menjadi stadion yang lebih ramah lingkungan karena menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber utama listriknya. GBK juga telah menggunakan lampu Light Emitting Diode (LED) standar tertinggi yang diakui federasi sepakbola dunia (FIFA) dan federasi atletik internasional (IAAF).
Wajah baru GBK diikuti dengan sistem baru penyediaan listrik. Stadion ini dilengkapi panel surya dengan kapasitas 420 kWp yang mampu menghasilkan rata-rata 1.470 kWh/hari. Melengkapi sumber utama energi stadion yang berasal dari tenaga surya yang memiliki, listrik GBK juga terkoneksi dengan sumber listrik dari PLN dan genset.
Sejarah panjang pembangunan GBK menjadi catatan penting dalam sejarah pasca kemerdekaan Indonesia. GBK berhasil memberi daya tarik tersendiri bagi Indonesia di mata internasional khususnya di kawasan Asia. Bagi Sobat Medcom yang belum pernah berkunjung ke kompleks GBK, jangan lupa berkunjung bila ada kesempatan yaa.
| Baca juga: Intip Desain Stadion Multifungsi Baru di GBK Senilai Rp639,1 Miliar |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id