“Beasiswa PMDSU sudah masuk ke dalam salah satu program unggulan untuk bidang riset dan inovasi dalam desain besar manajemen talenta nasional yang tadi siang secara resmi sudah diluncurkan oleh Kepala Staf Kepresidenan bersama Bappenas,” kata Ketua Tim Kerja Pembinaan Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Juniarti D. Lestari dalam siaran persnya, Kamis, 10 Oktober 2024.
Beasiswa ini menjadi suatu upaya pemerintah agar mempercepat jumlah SDM pendidikan tinggi, riset, dan teknologi berkualifikasi S-3 di Indonesia. Maka dari itu, seleksi yang tidak mudah dirasakan oleh para calon doktor untuk menghadapi Indonesia Emas 2045.
“Pada batch kedelapan tahun 2024 ini (terdapat) dua ribu pelamar. Setelah melewati tiga tahap seleksi (yaitu) seleksi akademik di perguruan tinggi, kemudian seleksi langsung dari para promotor, dan yang ketiga seleksi beasiswa yang dilakukan oleh pengelola sumber daya. Setelah melewati tiga tahapan seleksi, ditetapkan sebanyak 200 peserta penerima beasiswa PMDSU 2024,” kata Juniarti.
Program beasiswa PMDSU batch VIII ini diharapkan dapat membangun integritas dan karakter kebangsaan untuk menghadapi Indonesia Emas 2045.
Ketua Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mohammad Nuh menjadi salah satu pembicara utama yang membahas terkait hal ini. Menurutnya, beasiswa PMDSU tidak hanya berfokus pada hasil akademiknya, namun dibutuhkan juga pengaruh dari inovasi dan penelitian yang dibuat oleh para calon doktor tersebut.
Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi sarana yang menimbulkan dampak yang menyejahterakan masyarakat dan memutuskan kemiskinan. “Yang kita harapkan itu bukan academic output saja, namun (yang dibutuhkan) impact-nya juga. Jadi yang kita pelajari itu impact-nya, sehingga bisa policies tersebut mengambil implementation. Academic impact itu bisa menimbulkan kesejahteraan. Itu bisa memotong kemiskinan,” ujar Menteri Pendidikan Nasional Periode 2009-2014 itu.
“Karena anak anak Indonesia saat ini tidak hanya perlu kecerdasan (saja), namun nilai-nilai (dalam diri dibutuhkan) juga,” ujar Nuh.
Nilai-nilai yang dinyatakan Nuh tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh tim PMDSU Ainun Na’im mengenai tujuan Ditjen Diktiristek dalam hal riset dan inovasi. Menurutnya, hasil riset dan inovasi sarjana unggul dapat meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan, meningkatkan keadilan, dan merawat lingkungan alam negara kita.
“Pogram PMDSU akan punya kontribusi besar dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dan itu adalah Anda sekalian, angkatan-angkatan PMDSU,” ujar Ainun kepada 200 penerima beasiswa PMDSU 2024.
Pada kesempatan tersebut, Ainun turut menjelaskan terkait kebijakan peningkatan kualitas SDM Diktiristek menuju Indonesia Emas 2045. Ia mengungkapkan, suatu negara akan selalu mengeluarkan dana yang menggunakan sumber daya untuk memajukan pendidikan karena semakin tinggi human capital index, maka semakin sejahtera sebuah negara.
Data human capital index kemudian menjadi data pendukung mengapa negara perlu membangun sumber daya manusia yang baik. “Data ini menunjukkan bahwa nantinya, semakin tinggi penggunaan SDM dan spending untuk pendidikan, akan semakin banyak scientist dan riset yang dihasilkan. Hasil riset tidak berhenti di output tapi juga berhasil jadi inovasi-inovasi, invensi, dan penemuan-penemuan baru yang kemudian bisa dikomersialisasi dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan kemanusiaan,” ujar Guru Besar Universitas Gadjah Mada itu.
Lebih lanjut, Ainun mengharapkan, PMDSU dapat menghasilkan peneliti dengan hasil riset yang lebih banyak, bagus, dan berkualitas serta dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang berdampak pada masyarakat.
Baca juga: PMDSU Percepat Raih Doktor di Usia Muda Lewat Penelitian dan Inovasi
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News