Data tersebut didapatkannya pada tahun 2015 saat itu ia melakukan survei pada 500 perusahaan di Indonesia. Perusahaan yang disurveinya adalah perusahaan menengah kecil.
Ia menanyakan kepada setiap CEO perusahaan itu seperti apa profil lulusan S1 yang bekerja. "Masalah membaca, mereka enggak bisa membaca, kedua menulis, ketiga komunikasi," beber Satryo dalam Sidang Terbuka Dies Natalis ke-75 UI pada Senin, 3 Februari 2025.
Selain itu, lulusan S1 banyak yang tak memiliki kemampuan kerja sama serta semangat bekerja rendah atau disebut malas. "Work ethic rendah atau idem dengan malas," ungkap dia.
Menurutnya, kondisi tersebut harus diperbaiki. Ia berharap kampus bisa mendorong mahasiswa menjadi lulusan terbaik.
Baca juga: Menaker Ingatkan Perguruan Tinggi Mesti Hasilkan Lulusan yang Siap Hadapi Tantangan |
Satryo mengatakan untuk mendapatkan lulusan terbaik, mahasiswa bisa dilatih. Dia menyebut dosen dapat mengambil peran tersebut.
"Kalau anak dididik, dilatih dengan baik berpikir kritisnya, insyaallah dia survive," sebut Satryo.
Dia menekankan dosen mesti bisa mendidik mahasiswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Termasuk, mendidik mahasiswa menyelesaikan masalah yang kompleks.
"Caranya gimana? Satu kunci, lifelong learning," tutur dia.
Menurutnya, mahasiswa harus menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sehingga, dosen bisa memastikan mahasiswa maraih cita-citanya.
"Biar anak-anak kita juga survive di masa depan yang penuh ketidakpercayaan dan ketidakpastian dan sebagainya," ujar Satryo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News