"Dengan tetap menjaga pemenuhan capaian pembelajaran yang ditetapkan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto, kepada Medcom,id, Jumat, 3 April 2020.
Baca: Pengamat: Tak Masalah Skripsi Diganti Tugas Akhir Lain
Naomi menjelaskan, kebijakan ini merupakan alternatif bagi mahasiswa yang mengalami kendala mendapatkan data lapangan untuk tugas akhir mereka akibat wabah virus korona (covid-19). Lewat studi literatur, mahasiswa dapat melakukan kajian terhadap pelaksanaan kegiatan dan hasil yang ditunjukkan dalam literatur ilmiah, kemudian menjadi referensi dan asumsi bagi pengerjaan tugas akhir.
Naomi menegaskan, kebijakan ini tidak mengubah bentuk tugas akhir, dan masih sama sesuai proyek yang dikerjakan masing-masing mahasiswa. Misalnya, mahasiswa prodi Teknik Arsitektur melampirkan gambar rancangan dan maket (bentuk tiruan) dalam skala tertentu.
Prodi lainnya, bisa menghadirkan dalam bentuk fisik seperti mesin, maket, rancangan, atau desain. Hasil tugas akhir bisa berbentuk digital, baik foto maupun dokumen. "Prinsip kami, target atau learning outcomes-nya tercapai,” ujarnya.
ITB juga memberikan perpanjangan waktu satu semester bagi mahasiswa yang sudah masuk batas akhir masa studi dan mengalami hambatan dalam pengerjaan dan penyelesaian tugas akhir akibat pembatasan aktivitas di masa pandemi. Mahasiswa memperoleh perpanjangan masa studi antara tiga hingga enam bulan.
Namun, mahasiswa harus lebih dulu menyampaikan permohonan perpanjangan masa studi secara tertulis yang menyertakan kronologi serta rekomendasi tertulis dari dosen pembimbing dan ketua program studi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News