Siswa Sekolah Dasar tengah menunggu kedatangan gurunya di dalam kelas, MI/Gino Hadi.
Siswa Sekolah Dasar tengah menunggu kedatangan gurunya di dalam kelas, MI/Gino Hadi.

Kemendikbud Perkuat Pendidikan Karakter di 218.989 Sekolah

Antara • 08 Maret 2019 06:09
Serpong:  Sebanyak 218.989 sekolah akan menerima program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di 2019.  Program PPK merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan anak yang berkarakter baik dan berdaya saing
 
"Tahun ini kami menargetkan PPK di 218.989 sekolah atau di semua sekolah yang ada di Indonesia," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi,  dalam acara Taklimat Media di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis, 7 Maret 2019.
 
Seperti diketahui, PPK merupakan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik, melalui harmonisasi hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga.

Program ini dimulai pada 2016, dengan jumlah sekolah yang ikut program sebanyak 542 sekolah, kemudian pada 2017 meningkat menjadi 64.213 sekolah dan pada 2018 juga mengalami kenaikan sebanyak 188.646 sekolah.
 
"PPK merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan anak yang berkarakter baik dan berdaya saing. Tidak hanya sopan santun saja, tetapi memiliki karakter pekerja keras, jujur, mandiri, disiplin, berani ambil risiko, dan memiliki nasionalisme tinggi," sebut Didik.
 
Dalam kesempatan itu, dia juga menekankan bahwa untuk tingkat Taman Kanak-kanak (TK) yang paling penting adalah pendidikan karakter, bukan pelajaran baca, tulis dan hitung atau (calistung).
 
"Untuk TK dan SD, fokusnya penanaman karakter. Melalui pembiasaan yang berlangsung di sekolah maka karakternya akan jadi budaya yang baik. Makanya jangan sampai anak-anak kita pada TK dan SD dieksploitasi untuk calistung, tapi malah lupa penanaman karakter," cetus dia.
 
Baca:  Program PPK Dinilai Belum Membumi
 
Sementara itu, akademisi Sekolah Global Sevilla Michael Thia mengatakan, pendidikan karakter tidak hanya diterapkan melalui pendidikan akademik. Tetapi juga melalui kegiatan lain seperti drama, olahraga maupun musik.
 
"Akademik dan kegiatan di luar akademik harus seimbang, karena hal itu ada kaitannya dengan penguatan karakter siswa. Misalnya dengan drama, kerja sama dengan teman-temannya maka mereka akan belajar nilai-nilai seperti kerja sama," jelas Michael.
 
Keseimbangan pendidikan itu, kata Michael, dapat menyeimbangkan pertumbuhan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa, yang bisa dicapai melalui akademik yang handal dan pendidikan karakter yang berkesinambungan. Selain itu, lanjut Michael, penting menanamkan budaya lokal pada siswa karena banyak kearifan lokal dalam budaya setempat.
 
Banyak nilai-nilai budaya lokal memiliki nilai-nilai yang relevan sepanjang masa.  "Misalnya nilai-nilai kerja keras, pantang menyerah yang ada di cerita atau musik rakyat. Hal ini penting dikenalkan kepada siswa," cetus Michael yang sekolahnya baru saja mengadakan pementasan lagu anak yang bertajuk Aku Anak Indonesia itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan