Isu gempa megathrust di Indonesia muncul setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) di Pulau Kyushu, Jepang pada 8 Agustus 2024. Namun, fenomena naiknya udang tersebut tak bisa menjadi indikator tunggal dalam membaca potensi megathrust.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Fredinan Yulianda, mengatakan saat ini tak ada indikator kuat terkait megathrust apabila melihat fenomena di Sungai Taludaa, Gorontalo. Apabila terdapat potensi gempa megathrust, tak cuma udang yang naik ke permukaan.
"Sedangkan gejala gempa atau pergerakan arus bawah seyogyanya akan berdampak tidak hanya udang tetapi dampak fisik akan terjadi pada semua jenis biota laut termasuk jenis ikan, kepting, jenis udang lainnya," ujar Fredinan kepada Medcom.id, Kamis, 29 Agustus 2024.
Namun, untuk memastikan secara ilmiah perlu dilakukan kajian lebih lanjut. Hal ini diperlukan untuk pembuktian lebih kuat.
"Perlu kajian ilmiah lebih lanjut yang dapat membuktikan proses-proses ekologi terjadi sesuai dengan fenomena yang sebenarnya," jelas dia.
Sebelumnya, Dinas Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan gempa megathrust lanjutan setelah gempa sebesar 7.1 magnitudo di zona subduksi Nankai dan mengguncang wilayah selatan Jepang yang menimbulkan tsunami setinggi 31 cm pada 8 Agustus 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berkaca atas peristiwa gempa yang terjadi di Megathrust Nankai negeri matahari terbit tersebut, mengatakan tinggal menunggu waktu untuk gempa megathrust menghantam Ibu Pertiwi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Tak lama setelahnya, Kepala Pusat BMKG Daryono mengklarifikasi kalimat ‘tinggal menunggu waktu’ melalui media sosial X. Ia menyebut pihaknya tidak bisa memprediksi pasti, maka peringatan itu tidak berarti gempa megathrust segera menimpa Indonesia.
"Kami pun tidak tahu kapan akan terjadi. Kami katakan 'menunggu waktu' karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah release (tinggal segmen tersebut yang belum lepas),” tulis Daryono dalam akun X pribadinya @DaryonoBMKG dikutip Kamis, 15 Agustus 2024.
Baca juga: Jutaan Udang Naik ke Permukaan di Gorontalo Tak Berhubungan dengan Megathrust |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News