Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Widyanugraha, membagikan informasi perihal PCOS, mulai dari diagnosis, pencegahan, hingga pengobatannya. Yuk kita kenali lebih dalam soal PCOS:
Wiwid menuturkan PCOS saat ini sudah banyak dikenal. Dia menekankan kewaspadaan terhadap PCOS harus meningkat, di mana pada populasi umum mencapai sekitar 8-13 persen. Hal tersebut belum termasuk dampak dari PCOS.
“Dampak yang paling sering itu infertilitas, yang tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi juga psikologis. Sehingga butuh penanganan lebih mengenai hal itu. Bahkan dampak jangka panjang dari PCOS adalah keganasan endometrium, yang terpapar oleh estrogen dalam jangka panjang,” ujar Wiwid dalam webinar Hari PCOS Sedunia dengan topik “Makan Sembarangan Bisa Bikin PCOS?” dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 17 September 2024.
Wiwid mengungkapkan gaya hidup merupakan salah satu faktor utama dari PCOS. Pasalnya, di dalam gaya hidup terdapat pola makan yang berperan besar terhadap penyebab PCOS, terlebih mereka yang mengalami obesitas.
Dia menjelaskan PCOS masih memiliki banyak teori terkait penyebabnya, baik pada hiperandrogen, obesitas, atau faktor genetik. Maka dari itu, yang bisa dilakukan adalah fokus pada diagnosis menggunakan kriteria rotterdam.
“Gejala ovulasi yang biasanya terasa pada perempuan yang haidnya tidak teratur. Mulai dari siklusnya mundur sampai 38 hari atau bahkan sampai tiga siklus tidak haid sama sekali. Kemudian gejala hiperandrogen biasanya terasa oleh wanita dengan keluhan kulit berminyak dan sering berjerawat,” ujar Wiwid.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi itu membagikan pencegahan atau diet PCOS. Salah satunya dengan olahraga ringan dan pengurangan berat badan.
Pencegahan atau pengobatan awal dapat berawal dari menjaga pola makan dan menyeimbangkan Body Mass Index (BMI). Ia memaparkan terdapat penelitian yang menjelaskan mengurangi berat badan bisa berdampak pada pemulihan variabel-variabel PCOS.
“Untuk menurunkan berat badan cukup 5-10 persen saja,” tutur dia.
Dia mengajak semua pihak meningkatkan kesadaran bagi wanita-wanita atau bagi pasangan-pasangan tentang PCOS serta dampak dan masalah yang besar.
"Mari kita sama-sama tingkatkan apa itu PCOS dan apa yang harus kita lakukan untuk pencegahan serta pengobatan. Jangan sampai dampak jangka panjang dialami oleh para wanita atau para calon ibu,” tegas Wiwid.
Baca juga: Awas, PCOS Bisa Merusak citra tubuh dan Merendahkan Harga Diri |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id