Kepala Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) Anton Rahmadi. DOK YouTube Puspresnas
Kepala Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) Anton Rahmadi. DOK YouTube Puspresnas

Inggris Alami Inflasi, Pemerintah Naikkan Living Allowance Beasiswa BPI 2 Kali Lipat

Ilham Pratama Putra • 13 Agustus 2024 11:20
Jakarta: Tingkat inflasi Inggris turun signifikan menjadi 7,9 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Juni 2023. Hal ini berdampak pada biaya hidup di negara tersebut.
 
Kepala Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) Anton Rahmadi menyebut kejadian ini akan berdampak pada mahasiswa Indonesia di Inggris. Pihaknya menambah besaran bantuan biaya hidup atau living allowance dua kali lipat kepada penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).
 
"Housing mahal, biaya energi dan biaya hidup tinggi. Dari pemerintah, kita sudah menaikkan dua kali biaya hidup ditambah selisih kurs," kata Anton kepada Medcom.id, Selasa, 13 Agustus 2024.

Saat ini, proses pencairan biaya hidup tersebut masih terkendala. Penerima BPI masih belum mendapatkan bantuan biaya hidup.
 
Hal ini ditenggarai karena adanya gangguan sistem akibat peretasan Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS 2) pada bulan Juni 2024. Salah satunya dialami penerima BPI di Queen’s University Belfast, Northern Ireland, United Kingdom (UK), Taufiq Effendi.
 
"Saya sudah telat dua bulan dan ini sudah ramai beberapa bulan yang lalu," kata mahasiswa S3 itu kepada Medcom.id, Selasa, 13 Agustus 2024.
 
Dia mengungkapkan dana yang belum cair adalah biaya hidup. Hal itu membuat ia serta istri dan anaknya sedikit kesulitan.
 
"Sebagian, rata-rata ya memang belum cair biaya hidupnya. Yang baru cair itu bahkan cuma tunjangan keluarga. Yang 25 persen kan living allowance yang besar itu bahkan belum," ungkap dia.
 
Biaya hidup penerima beasiswa BPI cair setiap tiga bulan sekali. Penerima beasiswa mesti mengajukan laporan perkembangan studi supaya biaya hidup bisa cair.
 
Pencairan biaya hidup kerap telat berminggu-minggu. Hal ini diperparah dengan peretasan PDNS 2 pada Juni 2024 yang membuat mahasiswa tidak bisa memasukkan laporan dan baru bisa diakses pada Agustus 2024.
 
Hal yang sama dialami penerima beasiswa BPI, Sofia (bukan nama sebenarnya) yang tinggal di London, Inggris. Dia memasukkan laporan perkembangan studi pada 3 Juni 2024 agar dana periode Mei-Juni-Juli bisa cair selambat-lambatnya Juli 2024.
 
Namun, pencairan PDNS 2 membuat situs monitoring evaluasi beasiswa tidak bisa diakses dan data dasar seperti nomor rekening dan nama kampus hilang sehingga harus input dari awal.
 
Sistem baru bisa diakses pada 18 Juli 2024, namun belum sepenuhnya pulih. Sehingga dia baru bisa mengakses pada Agustus 2024.
 
Adapun tunjangan hidup Mei-Juni-Juli tertahan yakni sebesar £5.700 (sekitar Rp115,5 juta). Sementara itu, dia belum bisa mengajukan dana hidup untuk periode Agustus-September-Oktober dengan jumlah sama karena sistem yang belum bisa diakses.
 
“(Belum termasuk) family allowance (tunjangan keluarga) £2.850 (Rp57 juta). Jadi totalnya £14.250 (sekitar Rp289 juta),” beber Sofia dikutip dari laman BBC News Indonesia.
 
Baca juga: Sempat Terlambat, Pencairan Beasiswa BPI Luar Negeri Ditargetkan Rampung Akhir Agustus

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan