Kepala Dinas Sosial Tangsel, Mohammad Ervin Andani mengatakan, belasan siswa asal Tangsel itu telah terdaftar dan akan memulai pendidikan di Sekolah Rakyat Menengah Atas 33 Kota Tangerang Selatan. "Terakhir itu seingat saya ada 17 siswa warga Tangerang Selatan yang akan sekolah di Sekolah Rakyat, karena kita masuk ke gelombang 2, kita mulainya 30 Juli. Paling banyak dari Pondok Aren atau Serpong. Kalau saya enggak salah, seluruh kecamatan," katanya dikutip dari ANTARA, Selasa, 29 Juli 2025.
Ia mengungkapkan, para siswa yang terdaftar dalam program ini berasal dari keluarga dalam kelompok desil 1 dan 2 Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang menunjukkan kondisi sosial ekonomi paling rentan. Untuk proses seleksi dilakukan oleh pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH), atas instruksi Kemensos.
"Sebenarnya enggak miskin ekstrem. Jadi kriteria untuk bisa bersekolah di Sekolah Rakyat itu dari desil 1 dan desil 2 DTSEN. Jadi di bulan Juni dari Kemensos memerintahkan pendamping sosial PKH untuk melakukan mencari siswa yang memenuhi kriteria," jelasnya.
Menurutnya, sebelum memasuki sekolah, seluruh siswa/i telah menjalani pemeriksaan kesehatan yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Tangsel.
Sekolah Rakyat menawarkan fasilitas setara sekolah kedinasan, mulai dari pakaian seragam, tempat tidur, komputer, hingga kamar. Semua kebutuhan siswa disediakan secara cuma-cuma oleh pemerintah pusat.
"Kalau menurut saya itu program keren banget deh. Kayak kita tinggal di sekolah kedinasan. Baju dapat, komputer dapat, spring kasur, tiap kamar AC. dan yang luar biasa itu nggak bayar sama sekali. Kalau punya penyakit diperiksa di situ," ujarnya.
Sebagai informasi, gedung sekolah yang digunakan untuk Sekolah Rakyat merupakan gedung Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemerintah Provinsi Banten, dan telah disesuaikan dengan standar yang ditetapkan Kemensos yang kemudian di renovasi oleh Kementerian PUPR.
Baca juga: Mensos Pastikan 50 Ribu Guru Siap Gantikan 140 Guru Sekolah Rakyat yang Mundur |
Gedung ini nantinya akan menampung hingga 150 siswa dari seluruh wilayah Provinsi Banten, dengan total enam rombongan belajar (rombel), masing-masing berisi 25 siswa.
Adapun dari total 150 anak yang telah terdaftar pada program Sekolah Rakyat itu, terdiri atas 26 orang anak asal Pandeglang, 19 orang anak asal Kabupaten Serang, 33 orang anak asal Kabupaten Tangerang, 20 orang anak asal Kota Cilegon, 19 orang anak asal Kota Tangerang, dan 19 orang anak asal Kota Tangerang Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News