Inovasi mahasiswa ITS, MediTwin. DOK ITS
Inovasi mahasiswa ITS, MediTwin. DOK ITS

Mahasiswa ITS Gagas MediTwin, Sistem Penanganan Medis Berbasis Metaverse

Renatha Swasty • 24 April 2024 15:37
Jakarta: Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas sistem penanganan kesehatan personalized medicine berbasis metaverse bernama MediTwin. Inovasi ini untuk mencapai sistem kesehatan yang efektif, efisien, dan zero error.
 
Ketua tim, Firza Aji Zunaarta, menjelaskan saat ini kasus kesehatan di Indonesia masih banyak yang ditangani secara umum menggunakan pendekatan obat dengan dosis sama. Padahal, tidak semua orang memiliki genetik dan gaya hidup sama.
 
Sehingga, seringkali penanganan tersebut menimbulkan masalah baru pada seseorang. “Nah, oleh karena itu kita mengusung konsep personalized medicine dalam MediTwin,” jelas Firza dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 April 2024.

Firza memaparkan personalized medicine merupakan sebuah tindakan medis yang disesuaikan pada setiap individu. Dia menyebut dengan konsep ini kegagalan pada tindakan medis akan semakin minim karena adanya penyesuaian dengan pasien.
 
“Personalized medicine akan mempertimbangkan kombinasi obat dan penanganan yang sesuai dengan latar belakang pasien,” tutur mahasiswa Departemen Teknik Biomedik itu.
 
Tim yang dibimbing oleh Eko Agus Suprayitno ini juga menginisiasi pengintegrasian database medis dalam MediTwin. Firza menjelaskan data rekam medis menjadi salah satu poin penting dalam menangani kasus kesehatan.
 
“Saat ini, data medis di Indonesia masih belum terintegrasi satu sama lain, padahal database dapat membantu penanganan pasien,” tutur dia.
 
Dalam teknisnya, Firza menerangkan data rekam medis akan melekat pada identitas setiap individu seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP). Nantinya, informasi berupa riwayat penyakit dan berobat dapat terlihat dalam data diri masing-masing individu.
 
Dari rekam medis tersebut, MediTwin dapat membuat pemodelan-pemodelan sehingga tenaga medis bisa melihat model yang paling sesuai untuk pasien. Penggunaan metaverse dalam MediTwin ini ditujukan untuk meminimalisir risiko kegagalan pada pasien.
MediTwin mempunyai fitur simulasi guna mengetahui persentase keberhasilan, efek samping, serta rekomendasi obat untuk penanganan pasien. Simulasi ini mencakup pengobatan ringan hingga kompleks dengan menggunakan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).
 
Anggota tim lainnya, Benedicta Sabdaningtyas Pratita Pratanjana, menuturkan MediTwin akan berkembang secara bertahap dengan jangka waktu 10 tahun. Pengintegrasian data dan perkembangan metaverse menjadi fondasi utama MediTwin untuk dapat terlaksana dengan baik.
 
“Tak hanya itu, dukungan pemerintah juga dibutuhkan dalam pembentukan regulasi serta perluasan jaringan di Indonesia,” tutur dia.
 
Melalui gagasan tim yang berisikan empat mahasiswa Departemen Teknik Biomedik ITS ini, berhasil meraih medali Perunggu dalam kategori presentasi untuk Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT) pada ajang Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) ke-36 pada 2023.
 
Dicta berharap sistem penanganan kesehatan di Indonesia dapat lebih efektif dan memanfaatkan teknologi untuk meminimalisir error.
 
Baca juga: Lanjutkan Ide Mahasiswa, ITS Gandeng RS Unair Kembangkan Aplikasi Pemantau Pasien Gagal Ginjal Kronis

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan