Guru Besar Kehormatan Universitas Airlangga (Unair) Prof (HCUA) Carina Dewi Joe BSc MSc PhD. DOK Unair
Guru Besar Kehormatan Universitas Airlangga (Unair) Prof (HCUA) Carina Dewi Joe BSc MSc PhD. DOK Unair

Guru Besar Kehormatan Unair Sekaligus Peneliti Vaksin AstraZeneca Paparkan Pentingnya Pengembangan Vaksin

Renatha Swasty • 21 Desember 2023 16:39
Jakarta: Salah satu tim peneliti vaksin AstraZeneca, Prof (HCUA) Carina Dewi Joe BSc MSc PhD , menyebut pandemi global membawa ancaman signifikan bagi kehidupan manusia. Ancaman ini tidak akan berhenti seiring dengan munculnya patogen-patogen yang berpotensi menjadi pandemi baru.
 
“Pandemi global yang terjadi belakangan membawa ancaman signifikan terhadap sektor kesehatan, ekonomi, dan kehidupan sosial. Situasi membutuhkan adaptasi khsusunya dalam pengembangan vaksin karena patogen baru akan terus berevolusi,” tutur Carina saat menyampaikan orasi ilmiah dalam pengukuhan sebagai Guru Besar Kehormatan Universitas Airlangga (Unair) dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 21 Desember 2023.
 
Carina menyampaikan orasi bertajuk Innovative Strategies for Preventing and Overcoming Pandemics: Integrating Technology and Human Expertise. Dia menekankan vaksin menjadi kunci menghadapi ancaman pandemi.

“Seperti yang kita lihat saat pandemi covid-19 lalu, vaksin berperan dalam meningkatkan resistensi dan ketahanan kesehatan kita,” ucap peneliti asal Indonesia itu.
 
Dia menuturkan pengembangan vaksin untuk jenis patogen lainnya juga harus terus berlanjut. Hal ini menjadi bentuk antisipasi terhadap potensi munculnya pandemi baru di masa mendatang.
 
Kelanjutan pengembangan vaksin memerlukan berbagai pendekatan. Mulai dari pendekatan tradisional hingga pendekatan kolaboratif dengan teknologi.
 
“Pendekatan ini penting dalam menciptakan solusi mutakhir untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi pandemi di masa depan,” ujar alumnus Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) Australia itu.
 
Carina menyebut kemunculan patogen baru yang terus berevolusi membutuhkan terobosan dalam pengembangan vaksin. Dalam hal ini, kehadiran vaksin mRNA terbukti telah menjadi pilihan yang lebih resisten terhadap ancaman pandemi covid-19.
 
“Vaksin mRNA menjadi terobosan baru yang telah mengubah paradigma dalam pengembangan vaksin,” tutur Carina.
 
Carina menyebut mRNA telah membuka jalan pengembangan vaksin yang adaptif terhadap patogen baru. Selain itu, kebaruan teknologi vaksin seperti vektor virus dan mRNA juga telah terbukti efektivitasnya dalam menghadapi ancaman pandemi.
 
“Dalam menangani covid-19, respons atas mRNA telah membuka jalan untuk pengembangan vaksin yang lebih adaptif terhadap patogen atau varian-varian lain yang muncul,” ungkap dia.
 
Dia juga menilai pengembangan vaksin merupakan bentuk investasi pada kesehatan Indonesia. Investasi pada kesehatan ini akan menjaga dan melindungi generasi penerus bangsa dan negara.
 
Selain itu, berinvestasi dalam pengembangan vaksin juga berarti Indonesia bisa menciptakan infrastruktur pengembangan vaksin secara mandiri. Dia mengatakan dengan berinvestasi pada penelitian dan peneggembangan vaksin, bisa mengembangkan vaksin yang lebih efektif, aman, dan terjangkau.
 
"Kita juga bisa menciptakan resiliensi manufaktur vaksin yang dapat memproduksi vaksin secara mandiri,” papar peneliti University of Oxford itu.
 
Carina juga menekankan kolaborasi merupakan aspek penting dalam memperkuat resiliensi kesehatan di tengah isu pandemi. Kolaborasi yang diharapkan meliputi bidang teknologi, pendidikan, regulasi, dan aksi bersama.
 
“Kita harus mengolaborasikan teknologi, edukasi, dan aksi bersama untuk menciptakan infrastruktur kesehatan yang canggih dan unggul utamanya di daerah kurang terjangkau (kurang layak),” ujar dia.
 
Baca juga: Peneliti AstraZeneca Asal Indonesia Ceritakan Proses Awal Penelitian Vaksin

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan