Ilustrasi PHK. DOK MI
Ilustrasi PHK. DOK MI

Begini Cara Pemberitahuan PHK dengan Empati dan Profesional

Renatha Swasty • 17 April 2025 18:04
Jakarta: Permasalahan ekonomi yang tak menentu seperti kekhawatiran resesi yang meningkat, membuat pemimpin bisnis harus menghadapi keputusan-keputusan sulit. Salah satunya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
 
Ketika keputusan PHK diperlukan untuk menyelamatkan perusahaan, bagi banyak orang hal tersebut adalah suatu kenyataan pahit. Namun, yang menjadi kunci untuk dapat melewati keputusan ini dengan baik bagi semua pihak adalah terletak pada cara perusahaan mengkomunikasikannya. Cara penanganan PHK saat sebelum, selama, dan setelah PHK dapat berdampak pada budaya, moral, dan kepercayaan perusahaan.
 
“Pesan yang tepat, yang disampaikan dengan cara tepat, dapat membantu menjaga kepercayaan dan martabat bahkan dalam percakapan yang paling sulit sekalipun,” kata CEO The Partnership, Amanda Lucey, dikutip dari laman Forbes Leadership, Kamis, 17 April 2025.

Jadi, bagaimana cara mengkomunikasikan perihal PHK yang baik dengan empati dan profesionalisme kepada karyawan? Simak cara dan tipsnya berikut ini:

1. Komunikasikan secara transparan tanpa menciptakan kepanikan

Pemimpin harus mengkomunikasikan keputusannya dengan jelas, tenang, dan percaya diri. Jangan berbelit-belit atau menutup-nutupi apalagi membuat pernyataan samar dan ambigu. Hal itu hanya akan menimbulkan spekulasi, rumor, dan kegelisahan. Komunikasi berempati dan keterlibatan karyawan sedini mungkin dalam proses keputusan adalah keterampilan yang penting dimiliki oleh pemimpin profesional.

2. Sampaikan pesan dengan pandangan harapan dan visi yang baik

Orang-orang dapat memproses berita sulit dengan lebih mudah ketika mereka melihat adanya jalan ke depan. Berikan pemikiran strategis di balik keputusan pengurangan karyawan, garisbawahi tindakan yang diambil adalah untuk menstabilkan bisnis, serta hubungkan dengan apa yang terjadi di dunia di luar organisasi.
 
Apresiasi karyawan akan nilai dan peran mereka dalam membantu perusahaan mencapai visi dan tujuannya untuk terus bergerak maju. Dalam perihal ini harus berhati-hati dalam mengkomunikasikannya. Setiap kebenaran pahit harus disampaikan dengan kepedulian, kejelasan, atau komitmen untuk membantu menjaga keseimbangan emosional.
 
 

3. Jangan menghilang dan terus secara profesional peduli

PHK tidak hanya bersifat operasional, tetapi juga bersifat emosional. Visibilitas sebagai pemimpin berperan penting pada saat situasi seperti ini. Libatkan diri pada pertemuan langsung ataupun virtual dan membuka diri untuk percakapan empat mata.
 
Komunikasi teratur merupakan aspek penting, buat agenda untuk rapat tim yang berfokus pada diskusi jujur seputar PHK. Ketika para pemimpin jujur, mudah ditemui, dan bersedia untuk percakapan emosional, hal itu menunjukkan ciri pemimpin yang dapat membangun kepercayaan abadi. Terkadang karyawan hanya perlu didengarkan, maka berlatihlah mendengarkan dengan penuh empati.

4. Bangun kembali kepercayaan di perusahaan setelah PHK

Setelah PHK, biasanya terdapat karyawan yang 'selamat' merasakan rasa bersalah, bingung, dan cemas. Secara aktif temui karyawan untuk berdialog. Setelah PHK pemimpin harus lebih hadir dan lebih peduli.
 
Karena biasanya setelah berjalannya PHK, karyawan akan memikirkan “Apakah saya yang berikutnya?”; “Dapatkah saya mempercayai perusahaan ini ke depannya? “Haruskah saya mencari kerja di tempat lain” dan sebagainya.
 
Pada saat itu, pemimpin perlu lebih serius memperkuat visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan. Tingkatkan apresiasi dan rasa menghargai para karyawan untuk membangun kepercayaan.

5. Memimpin dengan nilai kemanusiaan, tidak hanya dengan peraturan

Dalam situasi krisis terkadang, jalan yang ingin diambil hanyalah jalan cepat hanya mengikuti aturan hukum atau HR. Ketika perusahaan memimpin hanya dengan menggunakan pendekatan kebijakan, pesan akan terdengar dingin dan tidak peduli.
 
Maka cara penyampaian pesan adalah aspek penting dalam penyelesaiannya. Komunikasi dengan pendekatan nilai-nilai kemanusiaan, akan menunjukkan kepedulian, konteks, dan kasih sayang.
 
“PHK tidak pernah mudah, namun tidak harus dilakukan dengan cara yang dingin. Jika Anda dipandu oleh empati, orang-orang akan mengingatnya," kata Lucey.
 
Pastikan rencana komunikasi Anda melibatkan para pemimpin di setiap level. Orang-orang lebih mempercayai atasan langsung mereka ketimbang CEO atau perwakilan SDM mereka.

6. Rencanakan tindak lanjut yang konsisten

Ketika keputusan PHK telah dilakukan, tetaplah menjaga komunikasi dan terbuka. Orang-orang butuh waktu untuk memproses, dan mereka juga butuh informasi terbaru. Komunikasi yang teratur membantu mencegah kesalahan informasi, mendukung proses emosional, dan membuat karyawan tetap terlibat dalam pekerjaan mereka.
 
Buatlah kalender komunikasi pasca PHK dengan pertemuan langsung/virtual untuk memberikan informasi lebih lanjut, poin-poin pembicaraan manajer, dan berbagai kesempatan untuk mendapatkan umpan balik.
 
PHK tidak akan pernah menjadi hal mudah. Terlebih lagi kepemimpinan era ini lebih mementingkan transparansi, visibilitas, dan kemanusiaan. Maka dari itu, menjadi pemimpin yang selalu hadir pada saat-saat yang penuh tantangan adalah hal esensial untuk menentukan reputasi, kepercayaan, dan budaya jangka panjang. (Alfi Loya Zirga)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan