Sayangnya, banyak lulusan pendidikan tinggi dalam negeri belum menguasai keterampilan tersebut secara memadai. Inilah yang dikenal sebagai fenomena skill gap, yaitu ketimpangan antara kemampuan lulusan dengan kebutuhan nyata industri.
Akibatnya, tak sedikit lulusan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang relevan, bahkan dari jurusan-jurusan favorit. Perusahaan juga kesulitan mencari talenta siap pakai, yang akhirnya memperlambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
Situasi ini diperkuat oleh data McKinsey Global Institute (2023), yang memperkirakan sekitar 800 juta pekerjaan global akan tergantikan oleh otomatisasi pada 2030. Hal ini menjadikan kebutuhan akan reskilling dan upskilling semakin mendesak.
Untuk menjawab tantangan ini, pendidikan luar negeri dinilai lebih siap mencetak lulusan yang relevan dengan perkembangan industri global. Mengutip informasi dari akun Instagram @hotcourses_id, kampus-kampus top dunia menawarkan sejumlah keunggulan, antara lain:
Baca juga: Atasi Skill Gap Lewat Literasi Digital |
- Kurikulum yang selalu diperbarui sesuai kebutuhan industri global
- Fokus pada keterampilan terapan, bukan hanya teori
- Fasilitas teknologi mutakhir dan laboratorium lengkap
- Lingkungan belajar internasional yang membentuk cara pikir global
- Akses terhadap jaringan profesional yang luas
- Massachusetts Institute of Technology (MIT) – Amerika Serikat (peringkat #1 QS WUR 2026)
- Stanford University – Amerika Serikat (#3)
- University of Oxford – Inggris (#4)
- Carnegie Mellon University – Amerika Serikat (#52)
- University of California, Berkeley (UCB) – Amerika Serikat (#=17)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News