Meski baru menjabat rektor, namun sosok Ova tentu saja bukan sosok baru di kalangan sivitas akademika UGM. Ia tak tiba-tiba saja menduduki bangku rektor UGM.
Rektor perempuan kedua di UGM setelah Dwikorita Karnawati ini sebelumnya menjabat dekan Fakultas Kedokteran UGM. Meski berangkat dari Fakultas Kedokteran, namun ia sama sekali tak buta dengan permasalahan dan tantangan yang ada di UGM.
Ia pun menegaskan siap menakhodai kapal besar UGM hingga selesai masa jabatan di 2027. "Saya sedikit banyak paham apa yang dihadapi UGM, problema institusi dan tantangan di UGM," tuturnya kepada Medcom.id di Lobby Media Indonesia, saat media visit ke kantor Media Group, Jakarta, Rabu 27 Juli 2022.
Dengan bekal kepemimpinan tersebut ditambah dengan dorongan sebagian sivitas akademika lainnya, ia pun memberanikan diri untuk maju sebagai calon rektor kala itu. Ia menegaskan, keberanian itu muncul salah satunya karena dorongan rekan-rekannya di UGM.
Universitas Perjuangan
Saat ini putri mantan rektor Universitas Islam Indonesia (UII) dan UIN Sunan Kalijaga, Zaini Dahlan telah mematok visi misi di UGM. Di masa kepemimpinannya, ia ingin meneguhkan posisi UGM sebagai kampus perjuangan."Kita ingin posisionalitas dari UGM itu semakin baik, kita sebagai universitas perjuangan," lanjutnya.
Artinya misi yang akan dijalankan adalah menjaga kebinekaan dan inklusivitas. Selain itu UGM, kata dia, juga selalu berorientasi di dalam NKRI dan menjaga Pancasila.
"Kita akan ke sana dalam bentuk program kurikulum, Termasuk untuk mencegah apa yang disebut personalizing education dan juga edu without borders," tutupnya.
Baca juga: Sejarah KKN Mahasiswa Bermula dari UGM, Rektor: Bakal Ditularkan ke Luar Negeri |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News