Harnanto, pegawai di PPPPTK PKn dan IPS Jawa Timur. Foto: Dok. Kemendikbudristek
Harnanto, pegawai di PPPPTK PKn dan IPS Jawa Timur. Foto: Dok. Kemendikbudristek

Harnanto, Penerima Beasiswa Unggulan Ini Lulus S2 Tercepat dengan IPK Sempurna

Citra Larasati • 02 Agustus 2022 13:33
Jakarta:  Harnanto, pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Jawa Timur diwisuda S2 di Fisip Universitas Negeri Malang.  Harnanto menjadi Wakil Pamuncak dari Program Magister, karena memiliki IPK tertinggi, yakni 4.0 dan lulus tercepat hanya dalam waktu tiga semester.
 
“Alhamdulillah, saya bersyukur telah lulus S2 pada bidang studi yang saya idamkan. Saya berterima kasih pada Kemendikbudristek, terutama Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) yang telah memberi kepercayaan pada saya dengan pembiayaan berupa Beasiswa Unggulan (BU)," katanya dilansir dari laman Puslapdik Kemendikbudristek, Selasa, 2 Agustus 2022.
 
Harnanto mengatakan, ia berambisi meraih S2 karena ingin meningkatkan kompetensinya sebagai staf fungsional menjadi widyaiswara. Ia berharap, setelah meraih gelar S2 itu, dirinya dapat menjadi widyaiswara di instansinya yang tahun ini berubah menjadi Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) JawaTimur.

“Saya ingin meningkatkan kompetensi guru-guru PKN dan IPS,“ katanya.
 
Menurut Harnanto, memperoleh BU membuatnya fokus kuliah tanpa terganggu kesibukan pekerjaan. Sebelum mendaftar BU, Harnanto sempat ingin mengajukan izin belajar untuk kembali kuliah S2.
 
Namun karena statusnya izin belajar, Harnanto tetap harus melakoni pekerjaan. Risikonya, waktu, tenaga dan pikiran terbagi dua, antara pekerjaan dan kuliah.
 
Namun melalui program Beasiswa Unggulan, Harnanto mendapatkan status Tugas Belajar, sehingga diberi izin untuk sementara meninggalkan pekerjaan dan fokus pada kuliah.
 
Alhamdulillah, karena Tugas Belajar, saya jadi fokus pada kuliah sehingga bisa selesai lebih cepat, yakni tiga semester dari rencana empat semester dan mendapat IPK tertinggi,“ katanya.

Pencairan Beasiswa

Bercerita mengenai pengalamannya sebagai mahasiswa S2 penerima BU, Hartanto mengaku, pencairan BU yang sebanyak tiga tahap sangat lancar dan membantu. Pencairan tahap pertama bisa menutupi pembiayaan selama satu tahun, lantas pencairan tahap kedua bisa untuk biaya penelitian dan ketiga untuk unggah Ijazah.
 
“Waktu pencairan lancar dan bagus, tepat waktu, dan kalau ada kendala teknis, respons pihak Puslapdik cepat dan memuaskan,“ kata ayah dua orang anak ini.
 
Ia juga mengapresiasi adanya family gathering bagi para penerima BU. Namun ia memberi masukan agar ke depan, dalam kegiatan itu ada semacam pemberian motivasi bagi penerima BU agar lulus tepat waktu dan berprestasi.
 
Harnanto berharap agar program BU, terutama bagi pegawai Kemendikbudristek terus berjalan sebab berdampak pada peningkatan kompetensi pegawai.  Harnanto menggambarkan sedikit situasi instansi tempat  bekerjanya.
 
Instansinya yang kini berubah nomenklaturnya menjadi Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) merupakan penggabungan dari Balai Besar PAUD DIKMAS, PPPPTK PKn dan IPS, dan Balai pengembangan media televisi pendidikan kebudayaan (BPMTPK).
 
“Baru tahun 2022 ini di-merger dan saat ini masih dalam proses penyusunan DIPA,“ katanya.
 
Baca juga:  Profil Raja, Jadi Mahasiswa Termuda UGM di Usia 15 Tahun

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan